Pemkot Pematangsiantar Normalisasi Drainase Cegah Banjir di Lintas Sumatera
Pemerintah Kota Pematangsiantar melakukan normalisasi drainase di dua titik rawan banjir di lintas Sumatera untuk mencegah genangan dan kemacetan saat hujan deras.

Pemerintah Kota (Pemkot) Pematangsiantar, Sumatera Utara, gencar melakukan normalisasi saluran air atau drainase di dua titik rawan banjir yang berada di jalur lintas Sumatera, tepatnya di wilayah Kecamatan Siantar Martoba. Langkah ini diambil sebagai upaya antisipasi genangan dan kemacetan akibat intensitas hujan tinggi. Normalisasi tersebut melibatkan petugas gabungan dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat), Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR), serta personel Polsek Siantar Martoba.
Kepala Dinas Damkarmat Kota Pematangsiantar, Robert Samosir, menjelaskan bahwa kegiatan normalisasi yang dilakukan pada Minggu lalu tersebut difokuskan pada pembersihan sampah dan pemotongan akar pohon yang menyumbat saluran air. Hal ini dinilai sebagai penyebab utama terhambatnya aliran air dan berujung pada genangan di jalan raya.
"Kami berharap dengan normalisasi ini, aliran air dapat lancar dan mencegah terjadinya banjir yang kerap mengganggu lalu lintas," ujar Robert Samosir. Ia juga mengimbau masyarakat untuk turut serta menjaga kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan, khususnya ke saluran air.
Penanganan Titik Rawan Banjir di Lintas Sumatera
Dua titik rawan banjir yang menjadi prioritas normalisasi adalah Simpang Koperasi dan Simpang Kapuk. Kedua titik ini selama ini dikenal sering tergenang saat hujan deras, mengakibatkan kemacetan parah karena jalan lintas Pematangsiantar-Medan menjadi tidak bisa dilalui seluruh jenis kendaraan. Genangan air juga berdampak pada aktivitas ekonomi dan mobilitas warga sekitar.
Selain kedua titik tersebut, Pemkot Pematangsiantar juga menormalisasi drainase di Simpang Kasper, yang berdekatan dengan objek wisata pemandian Karang Sari/Karang Anyer. Normalisasi di titik ini juga bertujuan untuk mencegah terjadinya banjir yang dapat mengganggu akses menuju tempat wisata tersebut dan kenyamanan para pengunjung.
Proses normalisasi drainase ini melibatkan sejumlah petugas gabungan. Kerja sama antar instansi pemerintah dinilai sangat penting untuk memastikan efektivitas dan efisiensi dalam menangani masalah banjir di wilayah tersebut. Pemkot Pematangsiantar berkomitmen untuk terus melakukan perawatan dan pemeliharaan saluran air secara berkala.
Dampak Positif Normalisasi Drainase
Normalisasi drainase diharapkan mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat. Selain mencegah banjir dan kemacetan, langkah ini juga berkontribusi pada peningkatan kebersihan lingkungan dan kesehatan masyarakat. Saluran air yang bersih dan lancar akan mengurangi risiko penyakit yang disebabkan oleh genangan air.
Langkah Pemkot Pematangsiantar ini juga menunjukkan komitmen pemerintah dalam menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi warganya. Dengan adanya normalisasi drainase, diharapkan aktivitas ekonomi dan mobilitas warga di sepanjang lintas Sumatera dapat berjalan lebih lancar dan nyaman.
Ke depannya, Pemkot Pematangsiantar berencana untuk melakukan pemantauan dan pemeliharaan rutin terhadap saluran drainase untuk mencegah terjadinya penyumbatan kembali. Partisipasi aktif masyarakat juga sangat diperlukan untuk menjaga kebersihan lingkungan dan mencegah terjadinya banjir.
Upaya preventif seperti ini penting untuk mengurangi risiko bencana hidrometeorologi, khususnya banjir, yang sering terjadi di wilayah Sumatera Utara.
Dengan adanya normalisasi drainase ini, diharapkan dapat mengurangi dampak negatif banjir bagi masyarakat dan meningkatkan kualitas lingkungan di Kota Pematangsiantar.