Pemkot Pekalongan Fokuskan Pendataan Ulang Balita untuk Tekan Angka Stunting
Pemerintah Kota Pekalongan gencar melakukan pendataan ulang balita dan menjalin kerjasama dengan berbagai pihak untuk menurunkan angka stunting dan mewujudkan generasi emas Indonesia.

Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan, Jawa Tengah, tengah gencar melakukan upaya percepatan penurunan angka stunting. Fokus utama saat ini adalah pendataan ulang balita dan penguatan koordinasi dengan seluruh stakeholder terkait. Langkah ini dinilai krusial untuk memastikan program penanggulangan stunting tepat sasaran dan berkelanjutan, serta mewujudkan generasi penerus yang sehat dan berkualitas.
Wakil Wali Kota Pekalongan, Balgis Diab, menekankan pentingnya kolaborasi dalam penanggulangan stunting. Beliau menyatakan, "Oleh karena itu, kami menilai pendataan ulang cukup penting agar memiliki data yang valid sehingga program dari tim percepatan penurunan stunting dapat berjalan tepat sasaran dan berkelanjutan."
Pendataan ulang ini mencakup balita yang telah teridentifikasi stunting, balita berisiko stunting, dan balita yang tinggal di wilayah rawan stunting. Pemkot Pekalongan menargetkan penurunan angka stunting secara signifikan, bahkan idealnya mencapai angka nol persen. Hal ini sejalan dengan komitmen untuk menciptakan generasi emas Indonesia yang bebas dari masalah gizi buruk.
Pendataan Ulang dan Kolaborasi Antar Pihak
Pendataan ulang balita menjadi langkah kunci dalam strategi Pemkot Pekalongan untuk menekan angka stunting. Data yang akurat dan valid akan menjadi dasar perencanaan dan pelaksanaan program yang efektif. Proses pendataan ini melibatkan berbagai pihak, mulai dari kader kesehatan hingga organisasi masyarakat.
Kerjasama antar instansi pemerintah juga menjadi kunci keberhasilan program ini. Dinas Sosial, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana Kota Pekalongan berperan aktif dalam mengkoordinasikan upaya-upaya penanggulangan stunting. Kegiatan rembug stunting rutin dilakukan untuk menyatukan visi dan misi dalam percepatan penurunan angka stunting.
Kepala Dinas Sosial, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana Kota Pekalongan, Yos Rosidi, menjelaskan bahwa rembug stunting bertujuan untuk menyatukan tekad dan sinergi seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan pemangku kepentingan. Rembug ini juga menjadi wadah penyusunan program kerja masing-masing OPD yang akan diintegrasikan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).
Target Penurunan Stunting dan Peran CSR
Pemkot Pekalongan menargetkan penurunan angka stunting sebesar 12 persen pada tahun ini. Target tersebut cukup ambisius, namun Pemkot Pekalongan optimis dapat mencapainya dengan strategi yang terfokus dan kolaboratif. Selain upaya pemerintah, peran dunia usaha melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) juga diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan.
Yos Rosidi menambahkan, "Kami berharap dengan berbagai upaya yang lebih terfokus dan melibatkan berbagai pihak termasuk dunia usaha melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) target 12 persen pada tahun ini bisa tercapai." Partisipasi aktif dari berbagai pihak, baik pemerintah, masyarakat, maupun dunia usaha, sangat penting untuk memastikan keberhasilan program penanggulangan stunting di Kota Pekalongan.
Dengan komitmen yang kuat dan strategi yang tepat, Pemkot Pekalongan optimis dapat menurunkan angka stunting dan mewujudkan generasi emas Indonesia yang sehat, cerdas, dan berkualitas. Pendataan ulang balita dan kolaborasi yang erat dengan berbagai pihak menjadi kunci keberhasilan upaya ini.
Langkah-langkah konkret yang dilakukan Pemkot Pekalongan diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam upaya percepatan penurunan angka stunting. Suksesnya program ini akan memberikan dampak positif yang luas bagi pembangunan sumber daya manusia Indonesia.