Pemprov Gorontalo Imbau Masyarakat Tenang, Inflasi Tetap Terkendali
Pemerintah Provinsi Gorontalo meminta masyarakat tidak panik meskipun terjadi inflasi 0,10 persen, karena angka tersebut masih dalam batas aman dan langkah pengendalian harga sedang dilakukan.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Gorontalo melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) menyampaikan imbauan kepada masyarakat untuk tetap tenang dan tidak panik menanggapi angka inflasi terkini. Inflasi bulan ke bulan (month to month) di Provinsi Gorontalo tercatat sebesar 0,10 persen, dengan kelompok pengeluaran terbesar berasal dari makanan, minuman, dan tembakau (1,25 persen) yang berkontribusi sebesar 0,46 persen terhadap angka inflasi tersebut. Tomat menjadi komoditas penyumbang inflasi terbesar, mencapai 0,37 persen.
Kepala Bappeda Provinsi Gorontalo, Wahyudin Katili, menjelaskan bahwa angka inflasi tersebut masih tergolong aman dan tidak perlu menjadi kekhawatiran masyarakat. Pemerintah Provinsi Gorontalo telah merencanakan operasi pasar untuk menjaga kestabilan harga di pasaran, terutama menjelang bulan Ramadhan dan Idul Fitri. "Jadi sebenarnya posisi ini masih cukup aman untuk Gorontalo terkait dengan ekonomi," ujar Wahyudin Katili usai Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi secara virtual.
Rapat tersebut dihadiri oleh Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail, Sekdaprov Sofian Ibrahim, Kepala BPS Provinsi Gorontalo, serta pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) lainnya. Rakor membahas strategi untuk mengendalikan inflasi dan memastikan ketersediaan bahan pangan bagi masyarakat. Kondisi ini diperparah dengan pola konsumsi masyarakat yang bervariasi dan membutuhkan dukungan yang cukup terkait bahan pangan.
Inflasi Gorontalo: Analisis Data dan Langkah Antisipasi
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Gorontalo, Mukhamad Mukhanif, memaparkan data inflasi dari Januari hingga Februari yang menunjukkan rata-rata kenaikan harga sebesar 0,1 persen. Beras, cabai rawit, dan beberapa jenis ikan menjadi komoditas yang mengalami kenaikan harga pada bulan Februari. Meskipun demikian, secara tahun ke tahun (year on year), Gorontalo justru mengalami deflasi sebesar -0,29 persen.
Mukhanif menjelaskan bahwa deflasi ini bukan disebabkan oleh penurunan daya beli, melainkan karena ketersediaan stok yang cukup dan penurunan harga dibandingkan tahun sebelumnya. "Jadi melihat penyataan Pak Mendagri, memang kita inflasi bulanan, kemudian tahunannya deflasi. Tapi deflasi ini bukan karena penurunan daya beli, tetapi dikarenakan stok tersedia kemudian harga memang sedang mengalami pengurangan dibandingkan tahun sebelumnya," jelas Mukhanif.
Dengan angka inflasi 0,10 persen, Provinsi Gorontalo menempati posisi ketiga secara nasional setelah Sulawesi Tenggara (0,36 persen). Komoditas lain yang turut menyumbang inflasi antara lain kangkung (0,07 persen), emas perhiasan (0,07 persen), ikan cakalang/ikan sisik (0,04 persen), dan ikan layang/ikan benggol (0,04 persen).
Secara nasional, tiga komoditas utama yang perlu mendapat perhatian khusus adalah bawang putih, minyak goreng, dan gula pasir.
Langkah-langkah Pemprov Gorontalo Mengatasi Inflasi
Pemprov Gorontalo berkomitmen untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan bahan pokok bagi masyarakat. Operasi pasar direncanakan sebagai salah satu langkah strategis untuk memastikan harga-harga tetap terkendali, terutama selama bulan Ramadhan dan menjelang Idul Fitri. Pemerintah juga akan terus memantau perkembangan harga komoditas dan melakukan koordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk mengantisipasi potensi kenaikan harga.
Selain operasi pasar, Pemprov Gorontalo juga akan meningkatkan kerjasama dengan para petani dan distributor untuk menjamin pasokan bahan pangan yang cukup. Upaya diversifikasi pangan juga akan terus digalakkan untuk mengurangi ketergantungan pada beberapa komoditas tertentu. Hal ini diharapkan dapat membantu menekan laju inflasi dan menjaga daya beli masyarakat.
Pemerintah Provinsi Gorontalo juga akan terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar tidak panik dan melakukan pembelian bahan pokok secara berlebihan. Pembelian yang berlebihan dapat memicu kenaikan harga dan memperburuk situasi inflasi. Dengan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat, diharapkan inflasi dapat dikendalikan dan kesejahteraan masyarakat tetap terjaga.
Meskipun terjadi inflasi, kondisi ekonomi Gorontalo masih tergolong stabil. Pemerintah terus berupaya untuk menjaga stabilitas tersebut dan memastikan kesejahteraan masyarakat tetap terjaga. Transparansi informasi dan koordinasi yang baik antara pemerintah dan masyarakat menjadi kunci dalam menghadapi tantangan ekonomi ini.