Pemudik Situbondo Cekcok dengan Petugas ASDP: Tiket Terjual, Tapi Tak Bisa Naik Kapal?
Kekecewaan puluhan pemudik di Pelabuhan Jangkar, Situbondo, memuncak setelah tiket kapal yang telah dibeli tak menjamin keberangkatan mereka, memicu cekcok dengan petugas ASDP.

Situbondo, 24 Maret 2024 - Ketegangan mewarnai arus mudik di Pelabuhan Jangkar, Situbondo, Jawa Timur. Puluhan pemudik terlibat cekcok dengan petugas ASDP pada Minggu malam (23/3) karena ditolak naik kapal meskipun telah memiliki tiket. Insiden ini terjadi di Pelabuhan Jangkar, Situbondo, Jawa Timur, sekitar pukul 01.00 WIB dini hari menjelang keberangkatan KMP Munggiyango Hulalo.
Peristiwa bermula ketika para pemudik, yang sebagian besar hendak menuju Pulau Raas, Kabupaten Sumenep, Madura, tiba di pelabuhan dan menemukan kenyataan pahit. Meskipun telah membeli tiket, mereka dicegah petugas ASDP untuk naik kapal dengan alasan kapal telah melebihi kapasitas angkut. Kekecewaan pun memuncak, memicu perdebatan dan adu mulut antara pemudik dan petugas.
Salah satu pemudik, Hamzah, mengungkapkan kekesalannya. "Kalau memang sudah melebihi kapasitas, kenapa tiket kapal masih dijual? Saya membeli tiket seharga Rp150.000 untuk dua orang dan sepeda motor," ujarnya dengan nada kecewa. Sentimen serupa diungkapkan Ibdil, pemudik lain yang juga mengaku telah membeli tiket melalui perantara dengan harga Rp130.000 untuk dua orang dan sepeda motor. Ia menambahkan, "Teman-teman saya ada yang sampai membayar Rp200.000 untuk tiket yang sama."
Ketegangan di Ruang Tunggu dan Dermaga
Ketegangan antara penumpang dan petugas ASDP bermula di ruang tunggu pelabuhan dan berlanjut hingga ke dermaga. Situasi sempat memanas hingga terjadi adu jotos antarpemudik. Beruntung, petugas kepolisian dan TNI yang berada di lokasi segera melerai keributan tersebut sebelum berujung pada hal yang lebih serius. Kejadian ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai manajemen tiket dan kapasitas angkut kapal di Pelabuhan Jangkar.
Para pemudik mempertanyakan transparansi penjualan tiket. Jika kapal memang sudah penuh, seharusnya penjualan tiket dihentikan untuk mencegah insiden seperti ini. Kejadian ini juga menyoroti potensi kerugian yang dialami para pemudik yang telah mengeluarkan uang cukup besar untuk tiket yang pada akhirnya tidak dapat digunakan.
Hingga saat ini, pihak ASDP Pelabuhan Jangkar belum memberikan konfirmasi resmi terkait insiden tersebut. Keheningan dari pihak ASDP semakin menambah pertanyaan publik mengenai kronologi kejadian dan langkah-langkah yang akan diambil untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Mencari Titik Terang
Peristiwa ini menjadi sorotan tajam bagi pengelolaan transportasi laut, khususnya selama musim mudik. Transparansi dan manajemen yang baik dalam penjualan tiket serta pengaturan kapasitas angkut kapal sangat penting untuk menghindari kerugian dan konflik antara penumpang dan petugas. Perlu adanya investigasi menyeluruh untuk mengungkap penyebab pasti insiden ini dan memastikan pertanggungjawaban atas kerugian yang dialami para pemudik.
Kejadian ini juga menjadi pengingat pentingnya antisipasi dan koordinasi yang lebih baik dari pihak terkait dalam mengelola arus mudik. Penting untuk memastikan agar sistem penjualan tiket terintegrasi dengan baik dengan sistem pengawasan kapasitas angkut kapal, sehingga kejadian serupa dapat dicegah di masa mendatang. Hal ini juga menuntut peningkatan layanan informasi kepada calon penumpang agar mereka memiliki gambaran yang jelas mengenai ketersediaan tempat duduk dan kapasitas angkut kapal.
Kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak terkait. Peningkatan sistem manajemen, transparansi, dan koordinasi yang lebih baik sangat diperlukan untuk memastikan kelancaran dan kenyamanan arus mudik bagi seluruh masyarakat.
Sampai berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak ASDP Pelabuhan Jangkar terkait insiden ini. Semoga pihak berwenang segera memberikan penjelasan yang transparan dan bertanggung jawab atas kejadian yang telah merugikan para pemudik.