Penelitian USU: Air Kemasan di Medan Aman Dikonsumsi, Bebas BPA
Penelitian terbaru oleh USU memastikan air kemasan galon di Medan aman dikonsumsi, meskipun terpapar sinar matahari, setelah uji migrasi BPA menunjukkan hasil negatif.
Medan, 6 Februari 2024 – Kabar baik bagi warga Medan! Sebuah penelitian terbaru oleh Kelompok Studi Kimia Organik FMIPA Universitas Sumatera Utara (USU) memastikan bahwa air kemasan galon yang beredar di Medan aman untuk dikonsumsi. Hasil penelitian ini menepis kekhawatiran masyarakat terkait potensi bahaya migrasi Bisphenol A (BPA) dari kemasan akibat paparan sinar matahari.
Metode Penelitian dan Sampel
Penelitian yang dipimpin oleh Prof. Juliati Tarigan ini melibatkan empat merek air mineral kemasan galon. Metode penelitian berfokus pada pengujian migrasi BPA, sebuah senyawa kimia yang menjadi perhatian karena potensinya sebagai disruptor hormon. Para peneliti menggunakan metode pengujian sampel untuk mengetahui faktor migrasi BPA.
"Hasil riset menunjukkan sampel merek air minum dalam kemasan di Kota Medan yang diuji, baik yang terpapar dan tidak terpapar sinar matahari aman untuk dikonsumsi masyarakat," jelas Prof. Juliati. Sampel diambil dari tiga titik distribusi berbeda di Medan, dengan menggunakan kemasan galon guna ulang berbahan polikarbonat yang berusia kurang dari tiga tahun. Pengujian dilakukan secara 'triplo', artinya setiap sampel diuji tiga kali untuk memastikan akurasi hasil.
Paparan Sinar Matahari dan BPA
Prof. Juliati menjelaskan pentingnya penelitian ini untuk menjawab kekhawatiran publik. Banyak yang khawatir bahwa paparan sinar matahari pada kemasan air minum dapat meningkatkan migrasi BPA ke dalam air. Untuk itu, penelitian ini membandingkan sampel yang terpapar sinar matahari langsung selama 5-10 hari dengan sampel yang disimpan di tempat teduh.
"Untuk itu, menjadi landasan kami dalam melakukan penelitian sampel galon polikarbonat dengan variabel kondisi penyimpangan yang tidak kontak sinar matahari dan terpapar sinar matahari langsung selama lima sampai 10 hari," ungkap Prof. Juliati. Penelitian ini menggunakan alat ukur high performance liquid chromatography (HPLC) untuk mengukur kadar BPA dalam sampel air.
Hasil Penelitian dan Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ditemukan migrasi BPA yang signifikan pada semua sampel yang diuji, baik yang terpapar maupun tidak terpapar sinar matahari. Ini berarti bahwa air kemasan galon yang beredar di Medan aman untuk dikonsumsi masyarakat. Penelitian ini memberikan kepastian dan mengurangi kekhawatiran masyarakat terkait keamanan air minum kemasan.
Prof. Juliati menekankan pentingnya menjaga kualitas air minum, dan penelitian ini diharapkan dapat memberikan edukasi kepada publik. Meskipun aman, masyarakat tetap dianjurkan untuk menyimpan kemasan air minum di tempat yang terhindar dari sinar matahari langsung untuk menjaga kualitas air tetap optimal.
Rekomendasi dan Langkah Selanjutnya
Meskipun penelitian ini memberikan hasil yang positif, penelitian lebih lanjut tetap diperlukan untuk memantau kualitas air kemasan secara berkala. Hal ini penting untuk memastikan keamanan air minum bagi masyarakat Medan dan daerah lainnya. Selain itu, edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya memilih dan menyimpan air minum kemasan dengan benar juga perlu ditingkatkan.
Kesimpulannya, penelitian USU ini memberikan jaminan keamanan bagi konsumen air kemasan galon di Medan. Hasil yang menunjukkan tidak adanya migrasi BPA yang signifikan memberikan rasa tenang bagi masyarakat. Namun, kehati-hatian dalam penyimpanan dan konsumsi tetap dianjurkan.