Penerbangan dari Bali dan Surabaya Dominasi Penundaan di Halim PK saat Arus Balik Lebaran
Bandara Halim Perdanakusuma alami peningkatan penundaan penerbangan dari Denpasar dan Surabaya selama arus balik Lebaran 2025, disebabkan cuaca buruk dan kondisi pesawat.

Bandara Halim Perdanakusuma (Halim PK) melaporkan peningkatan jumlah penundaan penerbangan, terutama dari Denpasar, Bali dan Surabaya, Jawa Timur, selama periode arus balik Lebaran 2025. Pengawas Posko Terpadu Angkutan Udara Lebaran Tahun 2025/1446 Hijriah, Rangga Mahardhika, menyatakan bahwa cuaca buruk menjadi salah satu faktor utama penyebab penundaan ini. Pernyataan tersebut disampaikan langsung di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin (7/4).
Menurut Rangga, "Selama arus balik ini, kebanyakan dari arah Denpasar dan Surabaya yang mengalami delay. Terkait persoalan cuaca buruk saja sih." Selain cuaca buruk, kondisi pesawat yang tidak laik terbang juga menjadi penyebab utama penundaan penerbangan di Halim PK. Hal ini dikonfirmasi oleh Rangga yang menjelaskan bahwa, "Kalau delay itu memang ada beberapa faktor, pertama dari keadaan pesawat atau dari cuaca buruk."
Pihak pengelola bandara terus berkoordinasi dengan berbagai maskapai penerbangan untuk meningkatkan kesiapan pesawat, terutama selama periode arus balik Idul Fitri 1446 Hijriah. Rangga menjelaskan strategi yang diterapkan, yaitu, "Jadi memang pesawat banyak bermasalah, makanya kita tekankan ke maskapai kalau ada masalah mending delay, atau ganti pesawat, jangan dipaksa daripada kenapa-kenapa di atas mending delay." Langkah ini diambil untuk memprioritaskan keselamatan penerbangan.
Cuaca Buruk dan Kondisi Pesawat Jadi Penyebab Utama Penundaan
Data yang diperoleh menunjukkan bahwa cuaca buruk menjadi faktor dominan dalam penundaan penerbangan di Halim PK selama arus balik Lebaran. Kondisi pesawat yang tidak memungkinkan untuk terbang juga berkontribusi signifikan terhadap peningkatan jumlah penundaan. Pihak pengelola bandara terus berupaya untuk meminimalkan dampak cuaca buruk terhadap operasional penerbangan.
Koordinasi yang intensif dengan pihak maskapai dilakukan untuk memastikan kesiapan pesawat sebelum keberangkatan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi risiko penundaan yang disebabkan oleh masalah teknis pada pesawat. Upaya proaktif ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan kenyamanan penumpang.
Meskipun terdapat peningkatan penundaan, pihak pengelola bandara berkomitmen untuk terus meningkatkan pelayanan dan memastikan keselamatan penerbangan. Mereka terus berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk mengatasi berbagai kendala yang mungkin terjadi.
Penurunan Jumlah Penumpang di Halim PK
Menariknya, meskipun terjadi penundaan penerbangan, jumlah penumpang di Bandara Halim Perdanakusuma selama arus mudik Lebaran 2025 mengalami penurunan sekitar 10 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Puncak arus balik terjadi pada Sabtu (5/4) dan Minggu (6/4), dengan penurunan jumlah penerbangan sekitar empat ribu orang. Pada tahun 2024, jumlah penumpang mencapai 15 ribu orang, sedangkan tahun ini hanya sekitar 11 ribu orang.
Beberapa faktor berkontribusi terhadap penurunan jumlah penumpang ini. Kenaikan harga tiket pesawat menjadi salah satu penyebab utama. Selain itu, banyak pemudik yang memilih menggunakan jalur darat untuk menuju kampung halaman. Kedua faktor ini secara signifikan mempengaruhi jumlah penumpang yang menggunakan jasa penerbangan di Halim PK.
Meskipun terjadi penurunan jumlah penumpang, kota-kota tujuan terbanyak dari Jakarta selama libur Lebaran tetap didominasi oleh Surabaya (Jawa Timur), Denpasar (Bali), Palembang (Sumatera Selatan), Padang (Sumatera Barat), dan Kualanamu (Sumatera Utara). Hal ini menunjukkan bahwa rute-rute tersebut tetap menjadi pilihan utama bagi para pemudik.
Meskipun terdapat tantangan dalam bentuk penundaan penerbangan dan penurunan jumlah penumpang, Bandara Halim Perdanakusuma tetap berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik bagi para pengguna jasa penerbangan. Pihak pengelola terus berupaya untuk meningkatkan efisiensi dan kenyamanan penumpang serta memastikan keselamatan penerbangan.