Penguatan Kerja Sama Infrastruktur RI-Jepang: Wamen PU Bahas Proyek Strategis & Teknologi Ramah Lingkungan
Wakil Menteri PU Diana Kusumastuti bertemu pejabat Jepang untuk membahas penguatan kerja sama infrastruktur, termasuk proyek JICA senilai 1,65 miliar dolar AS dan teknologi aspal daur ulang.

Wakil Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Indonesia, Diana Kusumastuti, Selasa lalu, melakukan pertemuan penting dengan Wakil Menteri Urusan Teknik, Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata Jepang, Masayoshi Hirose. Pertemuan di Jakarta ini berfokus pada penguatan kerja sama bilateral di bidang infrastruktur, khususnya dalam proyek-proyek strategis dan penerapan teknologi ramah lingkungan.
Pertemuan tersebut membahas berbagai aspek kerja sama, termasuk 10 proyek infrastruktur yang didanai oleh Japan International Cooperation Agency (JICA) senilai 1,65 miliar dolar AS. Proyek-proyek ini mencakup irigasi, sungai dan pantai, jalan, serta sanitasi. Selain itu, beberapa proyek lain yang masih dalam tahap perencanaan (pipeline) tengah dikaji ulang oleh Bappenas untuk memastikan keselarasan dengan prioritas nasional.
Wamen Diana menekankan komitmen Indonesia untuk terus memperkuat kerja sama dengan Jepang, bahkan di tengah restrukturisasi kementerian dan kebijakan efisiensi anggaran. Ia juga menyoroti peran Indonesia dalam forum internasional seperti High-Level Experts and Leaders Panel on Water and Disasters (HELP) untuk menghadapi tantangan perubahan iklim, khususnya di sektor keairan.
Kerja Sama Strategis RI-Jepang di Sektor Infrastruktur
Dalam pertemuan tersebut, dibahas empat proyek pinjaman JICA yang signifikan, yaitu: penyiapan teknis peningkatan Bendungan Sutami (21,1 juta dolar AS), Volcanic Disaster Risk Reduction Sector Loan (174 juta dolar AS), penyiapan teknis Integrated Urban Flood Management Project di Jabodetabek (95,32 juta dolar AS), dan penyiapan teknis pengembangan Jalan Tol Padang-Pekanbaru Tahap 1 dan 2 (64,9 juta dolar AS).
Wamen Diana juga mengapresiasi penyelenggaraan High Level Meeting (HLM) ke-11 di Kementerian PUPR. HLM ini dinilai sebagai platform penting untuk berbagi pengetahuan dan teknologi infrastruktur terkini, termasuk teknologi reclaimed asphalt dan sabo technology, serta mitigasi risiko banjir di Ibu Kota Nusantara (IKN).
Ia mendorong seluruh jajaran Kementerian PUPR untuk aktif belajar dan mengadopsi pendekatan teknologi informasi dalam pembangunan infrastruktur guna meningkatkan efisiensi dan efektivitas.
“Saya harap kooperasi dengan Jepang dapat terus kita jalin dan infrastruktur yang dibangun benar-benar memberikan manfaat nyata bagi masyarakat,” ujar Wamen Diana.
Teknologi Ramah Lingkungan: Fokus pada Aspal Daur Ulang
Masayoshi Hirose, dalam pertemuan tersebut, mengungkapkan harapannya agar kerja sama antara Indonesia dan Jepang dapat terus diperkuat, terutama dalam penerapan teknologi aspal daur ulang. Ia menekankan kesiapan Jepang untuk mendukung penuh implementasi teknologi ini di Indonesia.
“Kami harap teknologi aspal daur ulang dapat segera dimanfaatkan. Kami siap mendukung secara aktif dan kami harap Ibu Wamen dapat mendorong penerapan teknologi ini,” kata Hirose.
Penerapan teknologi aspal daur ulang ini sejalan dengan upaya Indonesia dan Jepang untuk menciptakan pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Penggunaan kembali material aspal akan mengurangi limbah dan dampak lingkungan negatif dari proyek-proyek infrastruktur.
Secara keseluruhan, pertemuan antara Wamen PUPR Indonesia dan pejabat Jepang ini menandai komitmen kuat kedua negara untuk memperkuat kerja sama di bidang infrastruktur. Kerja sama ini diharapkan dapat menghasilkan proyek-proyek yang berdampak positif bagi masyarakat Indonesia, serta mendorong inovasi dan penerapan teknologi ramah lingkungan.
Komitmen Bersama: Baik Indonesia maupun Jepang menekankan pentingnya pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan dan berdampak positif bagi masyarakat. Kerja sama ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia melalui proyek-proyek infrastruktur yang berkualitas dan ramah lingkungan.