Penutupan Jalan di Jakpus Akibat Proyek Saluran Air: Disesuaikan Kondisi Lapangan
Dinas SDA DKI Jakarta sesuaikan penutupan jalan di Jakpus, termasuk Cikini Raya dan Antara, imbas proyek saluran air limbah bawah tanah Zona 1 Paket 5, dengan kajian dan kondisi lapangan untuk mencegah kemacetan.

Jakarta, 18 Maret 2024 - Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta mengumumkan penyesuaian penutupan sejumlah ruas jalan di Jakarta Pusat, termasuk Jalan Cikini Raya dan Jalan Antara, terkait proyek pembangunan saluran air limbah bawah tanah. Penutupan jalan ini merupakan bagian dari Proyek Pengembangan Sistem Pembuangan Air Limbah Jakarta (Jakarta Sewerage Development Project/JSDP) Zona 1 Paket 5. Proyek ini bertujuan meningkatkan akses sanitasi, mencegah penyakit akibat kualitas air buruk, dan memperbaiki kualitas lingkungan perkotaan.
Sekretaris Dinas SDA DKI Jakarta, Hendri, menjelaskan bahwa penutupan jalan akan disesuaikan dengan kondisi lapangan dan kajian yang dilakukan. "Penggunaan ruas jalan untuk pekerjaan ini akan dikaji dan disesuaikan dengan keadaan di lapangan. Jika memang perlu ditutup sebagian, maka akan dilakukan dan segera dibuka kembali jika pekerjaan telah tuntas," ujarnya dalam wawancara pada Selasa lalu. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir dampak terhadap lalu lintas dan aktivitas warga.
Proyek JSDP Zona 1 Paket 5 ini mencakup pembangunan saluran air limbah sepanjang 18,4 kilometer, membentang dari Jalan Tambak hingga Jalan Mangga Dua. Proyek ambisius ini melibatkan pembuatan 143 titik shaft atau lubang galian. Proses pembangunan yang cukup besar ini tentu berdampak pada lalu lintas di beberapa titik di Jakarta Pusat.
Detail Proyek dan Pengaruhnya terhadap Lalu Lintas
Proyek JSDP Zona 1 Paket 5 meliputi beberapa ruas jalan utama di Jakarta Pusat, antara lain Jalan Pangeran Jayakarta, Jalan Jembatan Merah, Jalan Kartini Raya, Jalan KH Samanhudi, Jalan Pasar Baru Timur, Jalan Cikini Raya, Jalan Pegangsaan Barat, Jalan Antara, Jalan Kimia, Jalan Mangga Dua, Jalan Proklamasi, Jalan Prof. Mohammad Yamin, Jalan Ir. H. Juanda, Jalan Raya Raden Saleh, Jalan Raya Tamansari, Jalan Mangga Besar II, dan Jalan Raya Mangga Besar. Untuk mengantisipasi kemacetan, Dinas Perhubungan DKI Jakarta telah menerapkan rekayasa lalu lintas di beberapa titik.
Sebagai contoh, selama pekerjaan di Jalan Mangga Besar II berlangsung, Jalan Mangga Besar IV E yang semula satu arah ke timur, diubah menjadi dua arah. Hal ini memungkinkan pengguna jalan dari Jalan Raya Mangga Besar menuju Jalan Mangga Besar II melewati Jalan Mangga Besar IV-Jalan Mangga Besar IV E. Sementara itu, kendaraan barang dari Jalan Raya Mangga Besar yang menuju Jalan Mangga Besar II dapat melewati Jalan Mangga Besar IV-Jalan Taman Sari X.
Rekayasa lalu lintas ini diharapkan dapat meminimalisir dampak penutupan jalan terhadap arus lalu lintas di sekitar lokasi proyek. Dinas Perhubungan DKI Jakarta terus memantau dan melakukan evaluasi terhadap rekayasa lalu lintas tersebut untuk memastikan kelancaran lalu lintas.
Target Penyelesaian dan Manfaat Proyek
Hendri menambahkan bahwa proyek JSDP Zona 1 Paket 5 ditargetkan selesai pada 16 Desember 2026. Proyek yang dimulai pada Agustus 2023 ini membutuhkan waktu sekitar tiga tahun untuk penyelesaiannya. Meskipun menimbulkan sedikit ketidaknyamanan sementara bagi warga Jakarta, proyek ini diharapkan memberikan manfaat jangka panjang bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Proyek ini akan secara signifikan meningkatkan akses sanitasi di wilayah tersebut. Dengan sistem pembuangan air limbah yang lebih baik, diharapkan kualitas air permukaan dan air tanah akan meningkat, sehingga mengurangi risiko penyakit yang disebabkan oleh buruknya sanitasi. Selain itu, proyek ini juga berkontribusi pada peningkatan kualitas lingkungan perkotaan secara keseluruhan.
Meskipun terdapat penutupan jalan, pihak berwenang berkomitmen untuk meminimalisir dampaknya dengan melakukan kajian dan penyesuaian di lapangan serta menerapkan rekayasa lalu lintas yang efektif. Kerjasama antara berbagai pihak terkait sangat penting untuk memastikan kelancaran proyek dan kenyamanan warga Jakarta selama masa pembangunan.