Perajin Kerupuk Lebak: Jalinan Rasa dan Ekonomi Masyarakat
Industri kerupuk di Lebak, Banten, tak hanya menghasilkan camilan lezat, tetapi juga menjadi tulang punggung perekonomian dan penyerapan tenaga kerja lokal.

Apa, Siapa, Di mana, Kapan, Mengapa, dan Bagaimana? Industri kerupuk di Kabupaten Lebak, Banten, tengah berkembang pesat dan memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat. Sejumlah perajin, seperti Dedi di Kecamatan Maja dan Upah di Rangkasbitung, telah bertahun-tahun berkontribusi dalam menyerap tenaga kerja lokal dan meningkatkan pendapatan warga. Usaha mereka bertahan bahkan melewati masa sulit pandemi Covid-19. Keberhasilan ini didorong oleh kerja keras perajin dan pembinaan dari pemerintah daerah.
Para perajin kerupuk ini, sebagian besar berasal dari luar Lebak, telah menetap dan membangun usaha di daerah tersebut. Mereka tidak hanya menciptakan lapangan kerja, tetapi juga berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi lokal melalui penjualan produk mereka ke berbagai wilayah di Banten dan sekitarnya. Keberadaan industri kerupuk ini menjadi bukti nyata bagaimana usaha kecil menengah (UKM) dapat menjadi penggerak utama perekonomian daerah.
Keberhasilan industri kerupuk ini juga menunjukkan pentingnya peran UKM dalam mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan. Dengan menyerap banyak tenaga kerja lokal, para perajin kerupuk memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar, meningkatkan pendapatan keluarga mereka, dan pada akhirnya berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat Lebak secara keseluruhan. Hal ini menunjukkan potensi besar yang dimiliki oleh sektor UKM dalam pembangunan ekonomi daerah.
Kisah Sukses Perajin Kerupuk Lebak
Dedi, seorang perajin kerupuk di Kecamatan Maja, telah menggeluti usaha ini selama 18 tahun. Dengan merekrut 15 tenaga pemasaran dan 10 pekerja produksi, ia mampu menghasilkan omzet hingga Rp24 juta per hari. Bahan baku utama yang digunakan adalah terigu sebanyak 500 kilogram. Produknya dipasarkan hingga ke wilayah perbatasan Kabupaten Bogor.
Sementara itu, Upah, perajin kerupuk yang telah berusia 60 tahun, mewarisi usaha ini dari orang tuanya. Ia kini mempekerjakan 55 orang dan menghasilkan omzet hingga Rp50 juta per hari dengan menggunakan 1 ton terigu. Produk kerupuknya dipasok ke berbagai wilayah di Banten, termasuk Tangerang dan sekitarnya. Usaha yang telah berjalan sejak Indonesia merdeka ini menjadi bukti ketahanan dan kontribusi sektor UKM terhadap perekonomian.
Khususnya, pabrik kerupuk di Pasir Sukarakyat, Rangkasbitung, diperkirakan sebagai yang tertua di Kabupaten Lebak. Puluhan unit usaha kerupuk di Lebak mampu menyerap ratusan tenaga kerja lokal dan berkontribusi signifikan dalam mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran di daerah tersebut. Hal ini menunjukkan potensi besar yang dimiliki oleh industri kerupuk dalam mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.
Dukungan Pemerintah dan Tantangan ke Depan
Pemerintah Kabupaten Lebak, melalui Dinas Koperasi dan UKM, memberikan pembinaan kepada para perajin kerupuk agar dapat bersaing dengan produk pabrikan. Saat ini, jumlah pelaku UMKM di Lebak, termasuk perajin kerupuk, mencapai 135 ribu unit usaha dengan perputaran uang miliaran rupiah per bulan. Hal ini menunjukkan besarnya kontribusi sektor UMKM terhadap perekonomian daerah.
Meskipun telah menunjukkan perkembangan yang signifikan, industri kerupuk di Lebak masih menghadapi tantangan. Persaingan dengan produk pabrikan dan fluktuasi harga bahan baku merupakan beberapa kendala yang perlu diatasi. Pembinaan dan pelatihan yang berkelanjutan dari pemerintah sangat penting untuk membantu para perajin meningkatkan kualitas produk dan daya saing mereka.
Keberhasilan industri kerupuk di Lebak menjadi contoh nyata bagaimana usaha kecil dapat memberikan kontribusi besar bagi perekonomian masyarakat. Dengan dukungan pemerintah dan kerja keras para perajin, industri ini diharapkan dapat terus berkembang dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat Lebak di masa mendatang.
Industri kerupuk di Lebak tidak hanya sekadar menghasilkan camilan, tetapi juga menjadi sumber penghidupan dan penggerak roda perekonomian daerah. Perjuangan para perajin ini patut diapresiasi dan perlu didukung agar dapat terus berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.