Pertamina NRE Godok Akuisisi Saham EBT Filipina: Untungnya untuk Indonesia?
Pertamina NRE sedang mengkaji potensi akuisisi saham perusahaan energi terbarukan Filipina, Citicore Renewable Energy, dengan fokus pada keuntungan bagi Indonesia, termasuk peningkatan kompetensi SDM dan peluang ekspor.

Jakarta, 10 Maret 2024 - Pertamina New and Renewable Energy (NRE) tengah mempertimbangkan langkah strategis dengan mengkaji potensi keuntungan bagi Indonesia jika mengakuisisi saham perusahaan energi baru dan terbarukan (EBT) di Filipina. CEO Pertamina NRE, John Anis, mengungkapkan bahwa kajian ini didorong oleh keinginan untuk memastikan manfaat yang optimal bagi Indonesia dari setiap investasi di luar negeri.
Keputusan untuk berinvestasi di luar negeri tidak akan diambil secara sembarangan. "Kalau (mengakuisisi saham) ke luar, kami juga harus melihat apa sih keuntungannya untuk Indonesia? Jadi, yang pertama, perusahaan harus sehat. Harus punya portofolio yang bagus dan balance sheet yang kuat," jelas John Anis saat ditemui di Jakarta.
Selain aspek finansial, John Anis juga menekankan pentingnya mempertimbangkan potensi peningkatan kompetensi dan kapabilitas Indonesia melalui akuisisi ini. Investasi ini diharapkan dapat membuka peluang bagi sumber daya manusia (SDM) Indonesia untuk belajar dan berkembang di sektor transisi energi.
Pertimbangan Strategis Akuisisi Saham EBT Filipina
Pertamina NRE berencana mengakuisisi 20 persen saham Citicore Renewable Energy (CREC.PS), perusahaan EBT asal Filipina. Langkah ini, menurut John Anis, bukan hanya sekadar investasi semata, tetapi juga strategi untuk memperkuat posisi Indonesia di pasar energi terbarukan global dan membuka peluang kerja sama yang saling menguntungkan.
Salah satu keuntungan yang diproyeksikan adalah peningkatan kompetensi SDM Indonesia. Dengan mengirimkan tenaga ahli ke Filipina, Pertamina NRE berharap dapat meningkatkan keahlian dan pengalaman di bidang transisi energi. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah Indonesia untuk mempercepat pengembangan EBT.
Selain itu, akuisisi ini juga diharapkan dapat membuka peluang ekspor produk EBT Indonesia ke Filipina. Sebagai contoh, setelah fasilitas produksi panel surya di Cikarang rampung, Filipina dapat menjadi pasar ekspor yang potensial bagi produk-produk Pertamina NRE.
Potensi Kerja Sama dan Penguatan Infrastruktur EBT
John Anis juga menyinggung potensi kerja sama dengan Filipina dalam pengembangan infrastruktur EBT di Indonesia. Pengalaman Filipina di sektor ini dapat menjadi nilai tambah bagi pengembangan proyek-proyek EBT di dalam negeri.
Sebaliknya, investasi Pertamina NRE di Filipina juga dapat memanfaatkan modal dan keahlian Indonesia untuk mendukung pengembangan proyek EBT di Filipina. "Dengan pengalaman mereka, kami bawa kapital mereka untuk bermitra di sini. Selalu kami melihat manfaatnya di Indonesia seperti itu," tambah John Anis.
Dengan demikian, rencana akuisisi saham CREC.PS oleh Pertamina NRE bukan hanya sekadar investasi bisnis, tetapi juga strategi untuk memperkuat posisi Indonesia di sektor EBT, meningkatkan kompetensi SDM, dan membuka peluang kerja sama internasional yang saling menguntungkan.
Kajian mendalam terus dilakukan untuk memastikan bahwa akuisisi ini memberikan dampak positif bagi perekonomian dan kemajuan Indonesia di bidang energi terbarukan. Pertamina NRE berkomitmen untuk selalu memprioritaskan kepentingan nasional dalam setiap langkah bisnisnya.