Ekspor Listrik ke Singapura: Potensi Positif bagi Pabrik Panel Surya Pertamina di Jabar
CEO Pertamina NRE optimis ekspor listrik ke Singapura akan berdampak positif bagi pengembangan pabrik panel surya di Cikarang, Jawa Barat, meskipun keputusan pemerintah masih belum pasti.

Jakarta, 10 Maret 2024 - Pengembangan pabrik panel surya di Cikarang, Jawa Barat, mendapat angin segar seiring dengan potensi ekspor listrik ke Singapura. CEO Pertamina New and Renewable Energy (NRE), John Anis, mengungkapkan optimismenya terkait dampak positif rencana tersebut terhadap proyek pabrik panel surya yang tengah digarap perusahaannya. Keputusan ekspor listrik masih dalam tahap pertimbangan pemerintah, namun John Anis melihat potensi besar yang bisa didapatkan dari rencana tersebut.
John Anis menyampaikan hal tersebut saat ditemui di Jakarta pada Senin lalu. Menurutnya, meskipun ekspor listrik ke Singapura belum pasti, realisasinya akan memberikan dampak yang sangat positif bagi pembangunan pabrik panel surya di Cikarang. Ia menekankan pentingnya melihat potensi keuntungan jangka panjang dari rencana ekspor listrik tersebut.
Namun, John Anis juga mengakui adanya tantangan yang dihadapi. Pasar panel surya yang fluktuatif menjadi salah satu pertimbangan utama. Oleh karena itu, Pertamina NRE menerapkan prinsip kehati-hatian dalam menjalankan proyek ini, meskipun telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan mitra kerja sama.
Proyek Pabrik Panel Surya Pertamina di Cikarang
Pertamina NRE saat ini tengah membangun fasilitas produksi panel surya di Jawa Barat, dengan nilai investasi tahap pertama mencapai 40 juta dolar AS atau sekitar Rp657,6 miliar. Proyek ini dikerjasamakan dengan perusahaan manufaktur asal China dan ditargetkan beroperasi pada tahun 2026. Direktur Keuangan Pertamina NRE, Nelwin Aldriansyah, menjelaskan bahwa pembangunan pabrik ini juga bertujuan untuk memenuhi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) minimal 40 persen, sesuai regulasi pemerintah.
Pembangunan pabrik ini merupakan langkah strategis Pertamina NRE dalam mengembangkan energi terbarukan di Indonesia. Investasi besar yang digelontorkan menunjukkan komitmen perusahaan dalam mendukung transisi energi berkelanjutan. Namun, Pertamina NRE tetap menjalankan prinsip kehati-hatian dalam menghadapi dinamika pasar global.
Meskipun optimis dengan potensi ekspor listrik ke Singapura, Pertamina NRE tetap fokus pada proses pembangunan pabrik panel surya. Proses kajian yang detail dilakukan untuk memastikan keberhasilan proyek jangka panjang. Komitmen terhadap TKDN juga menjadi prioritas utama dalam proyek ini.
Kehati-hatian Pertamina NRE di Tengah Dinamika Pasar
Pernyataan John Anis terkait "Kami nggak bisa mengharapkan sesuatu yang belum pasti. Terlalu gambling nanti," menunjukkan pendekatan yang pragmatis dan berhati-hati dari Pertamina NRE. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tidak hanya berfokus pada potensi keuntungan, tetapi juga mempertimbangkan risiko yang mungkin terjadi.
Kondisi pasar panel surya yang fluktuatif menjadi alasan utama di balik kehati-hatian tersebut. Pertamina NRE perlu memastikan bahwa investasi yang besar tersebut akan memberikan keuntungan yang berkelanjutan. Oleh karena itu, kajian mendalam dan perencanaan yang matang sangat penting untuk keberhasilan proyek ini.
Meskipun demikian, Pertamina NRE tetap berkomitmen untuk melanjutkan proyek pembangunan pabrik panel surya. Kerja sama dengan mitra strategis dari China dan komitmen terhadap TKDN menunjukkan keseriusan perusahaan dalam mengembangkan industri energi terbarukan di Indonesia. Keberhasilan proyek ini akan memberikan kontribusi signifikan bagi pertumbuhan ekonomi dan ketahanan energi nasional.
Kesimpulannya, proyek pabrik panel surya Pertamina di Cikarang merupakan langkah penting dalam pengembangan energi terbarukan di Indonesia. Meskipun menghadapi tantangan dan ketidakpastian, Pertamina NRE tetap optimis dan berkomitmen untuk menyelesaikan proyek ini dengan prinsip kehati-hatian yang tinggi. Potensi ekspor listrik ke Singapura diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi keberhasilan proyek ini, namun keputusan pemerintah masih dinantikan.