Pesatnya Pertumbuhan Kendaraan Listrik di Jawa Barat dalam 4 Tahun Terakhir
Jumlah kendaraan listrik di Jawa Barat meningkat drastis dalam empat tahun terakhir, didorong oleh intervensi pemerintah dan kesadaran akan penghematan biaya serta dampak positif lingkungan.

Pertumbuhan kendaraan listrik di Jawa Barat (Jabar) mengalami lonjakan signifikan dalam empat tahun terakhir. Dari hanya lima unit mobil listrik pada tahun 2020, jumlahnya melesat menjadi 5.693 unit di akhir tahun 2024. Tren serupa juga terlihat pada kendaraan roda dua, yang meningkat dari 555 unit di tahun 2021 menjadi 23.770 unit pada akhir tahun 2024. Kenaikan ini menunjukkan adanya pergeseran signifikan dalam adopsi kendaraan ramah lingkungan di Jawa Barat.
Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Barat, Ai Saadiyah Dwidaningsih, menjelaskan bahwa keberhasilan ini tak lepas dari berbagai intervensi pemerintah. 'Hal ini tak terlepas dari berbagai intervensi. Karena di masyarakat, seperti ayam dan telur. Bagaimana infrastrukturnya? juga investornya, gimana penggunanya?', ujar Ai saat dikonfirmasi di Bandung, Jumat lalu. Pemerintah daerah berperan aktif dengan menyediakan 30 unit kendaraan listrik untuk operasional perangkat daerah. PLN pun ikut andil dengan membangun 100 unit Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).
Sosialisasi dan edukasi publik juga menjadi kunci keberhasilan program ini. Pemerintah berupaya membantah stigma bahwa kendaraan listrik lebih mahal. Ai Saadiyah menekankan bahwa penggunaan kendaraan listrik justru lebih hemat dalam jangka panjang, selain memberikan kontribusi positif bagi lingkungan dengan mengurangi emisi karbon. 'Lebih mahal dampak apabila tidak segera melakukan penyelamatan lingkungan melalui penurunan emisi karbon,' tegasnya.
Data pada Desember 2024 menunjukkan dampak positif dari pergeseran ini. Penghematan biaya dan penurunan emisi yang dihasilkan setara dengan penanaman 10.000 pohon angsana. 'Tidak hanya polusi, tapi kontribusi ke lingkungan juga signifikan,' tambah Ai. Hal ini mendorong pemerintah daerah untuk terus berupaya melakukan transisi energi dari kendaraan berbahan bakar fosil ke kendaraan listrik.
Sejak tahun 2020, Pemprov Jabar gencar mendorong transisi ini. Langkah selanjutnya termasuk program konversi kendaraan roda dua dari bahan bakar minyak ke listrik. Kerja sama dengan pemerintah pusat juga dilakukan untuk mensertifikasi bengkel konversi dan menyediakan peralatan (toolkit) bagi sekolah-sekolah untuk mendukung program konversi ini. 'Kami juga sudah bekerja sama dengan pemerintah pusat, memfasilitasi bengkel konversi supaya tersertifikasi. Juga sekolah, kita beri bantuan toolkit untuk lebih besar lagi konversi ini,' jelas Ai.
Kesimpulannya, pertumbuhan kendaraan listrik di Jabar menunjukkan tren positif yang didukung oleh berbagai upaya pemerintah, mulai dari pembangunan infrastruktur hingga sosialisasi dan edukasi publik. Program konversi kendaraan dan kerjasama dengan pihak swasta dan pemerintah pusat menjadi kunci keberhasilan program ini. Ke depannya, diharapkan transisi ke kendaraan listrik akan semakin masif dan berkontribusi lebih besar terhadap pelestarian lingkungan.