Petani Selagan Raya Pertahankan Tradisi Istirahat Tanam Saat Ramadhan
Petani di Kecamatan Selagan Raya, Mukomuko, Bengkulu, tetap mempertahankan tradisi istirahat menanam padi selama Ramadhan, berbeda dengan petani di daerah irigasi Air Manjuto yang telah menyelesaikan penanaman sebelum Ramadhan.

Petani di Kecamatan Selagan Raya, Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, tetap memegang teguh tradisi istirahat menanam padi selama bulan Ramadhan. Tradisi ini telah berlangsung turun-temurun dan hingga kini masih dijalankan oleh sebagian besar petani di wilayah tersebut. Hal ini menunjukkan kearifan lokal yang tetap lestari di tengah modernisasi pertanian.
Sugianto, Pejabat Fungsional Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, membenarkan hal tersebut. Dalam keterangannya pada Selasa, 4 April 2024, Sugianto menjelaskan bahwa penanaman padi di Selagan Raya biasanya dilakukan sebelum bulan puasa tiba. Dengan demikian, para petani dapat beristirahat dan menjalankan ibadah puasa dengan tenang tanpa terbebani pekerjaan di sawah.
Meskipun demikian, tradisi ini tidak berlaku di seluruh wilayah Kabupaten Mukomuko. Di daerah lain, aktivitas pertanian tetap berjalan seperti biasa selama Ramadhan. Perbedaan ini menunjukkan keragaman budaya dan praktik pertanian yang ada di Kabupaten Mukomuko.
Tradisi Istirahat Tanam di Selagan Raya
Tradisi istirahat menanam padi selama Ramadhan di Selagan Raya merupakan bagian integral dari kehidupan sosial dan budaya masyarakat setempat. Tradisi ini bukan hanya sekadar kebiasaan, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai keagamaan dan penghormatan terhadap bulan suci Ramadhan. Petani di Selagan Raya meyakini bahwa istirahat selama Ramadhan akan memberikan berkah dan keberkahan bagi hasil panen mereka.
Selama bulan Ramadhan, aktivitas pertanian di Selagan Raya hanya berupa pekerjaan ringan seperti perawatan tanaman yang sudah ada. Aktivitas menanam padi baru akan dimulai kembali setelah bulan Ramadhan berakhir. Hal ini menunjukkan komitmen petani Selagan Raya untuk menyeimbangkan aktivitas pertanian dengan ibadah di bulan suci.
Meskipun ada beberapa tantangan dalam mempertahankan tradisi ini di tengah perkembangan zaman, namun para petani Selagan Raya tetap berkomitmen untuk melestarikannya. Tradisi ini menjadi bagian penting dari identitas budaya mereka dan diwariskan dari generasi ke generasi.
Kondisi Pertanian di Daerah Irigasi Air Manjuto
Berbeda dengan Selagan Raya, petani di daerah irigasi Air Manjuto yang meliputi Kecamatan Lubuk Pinang, Air Manjuto, dan XIV Koto telah menyelesaikan penanaman padi sebelum bulan Ramadhan tiba. Hal ini memungkinkan mereka untuk fokus beribadah selama bulan puasa tanpa terganggu oleh pekerjaan di sawah.
Sugianto menjelaskan bahwa hingga saat ini, sekitar 99 persen lahan persawahan di daerah irigasi Air Manjuto telah ditanami padi. Aktivitas petani saat ini lebih terfokus pada perawatan tanaman padi agar tetap tumbuh subur dan menghasilkan panen yang melimpah.
Hanya sebagian kecil lahan yang belum ditanami, sehingga aktivitas pertanian selama Ramadhan di wilayah ini relatif minim. Petani lebih banyak menghabiskan waktu untuk perawatan tanaman yang sudah ada dan mempersiapkan diri untuk panen mendatang.
Infrastruktur Irigasi di Kecamatan Selagan Raya
Apriansyah, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Mukomuko, menjelaskan bahwa terdapat 12 daerah irigasi di Kecamatan Selagan Raya yang mengairi sekitar 1.400 hektare sawah. Ke-12 daerah irigasi tersebut antara lain:
- DI Arah Lubuk Nau
- DI Air Selagan Sungai Ipuh
- DI Air Lubuk Bangko
- DI Air Lubuk Angit
- DI Air Payang I
- DI Air Payang II
- DI Air Sungai Gading Besar
- DI Air Sungai Gading Kecil
- DI Air Selagan Kecil
- DI Air Sungai Ulak
- DI Air Cino
Infrastruktur irigasi ini sangat penting untuk menunjang produktivitas pertanian di Kecamatan Selagan Raya. Pemeliharaan dan perawatan infrastruktur irigasi secara berkala sangat diperlukan untuk memastikan kelancaran irigasi dan keberhasilan panen.
Perbedaan tradisi istirahat tanam antara petani di Selagan Raya dan daerah irigasi Air Manjuto menunjukkan keragaman praktik pertanian di Kabupaten Mukomuko. Namun, terlepas dari perbedaan tersebut, semangat untuk menjaga kelestarian alam dan hasil panen tetap menjadi fokus utama para petani di kedua wilayah tersebut. Keberhasilan pertanian di Kabupaten Mukomuko sangat bergantung pada sinergi antara tradisi lokal, teknologi pertanian modern, dan dukungan infrastruktur yang memadai.