PGN Gagas dan Pertamina Drilling Terapkan Teknologi Dual Fuel, Hemat Biaya dan Kurangi Emisi Karbon
Kerja sama PGN Gagas dan Pertamina Drilling menerapkan teknologi dual fuel dengan sistem DGBS berhasil mengurangi emisi karbon hingga 30 persen dan menekan biaya operasional.

PT Gagas Energi Indonesia (PGN Gagas) dan PT Pertamina Drilling Services Indonesia (Pertamina Drilling) telah berkolaborasi dalam menerapkan teknologi dual fuel atau bahan bakar ganda pada operasi pengeboran minyak di Indonesia. Inovasi ini diresmikan pada Jumat, 28 Februari 2023, di Mundu, Indramayu, Jawa Barat, dan menandai langkah signifikan dalam upaya optimasi biaya dan pengurangan emisi karbon di sektor energi nasional. Kerja sama ini melibatkan Direktur Utama PGN Gagas, Santiaji Gunawan, dan Direktur Utama Pertamina Drilling, Avep Disasmita.
Teknologi Dynamic Gas Blending System (DGBS) menjadi jantung inovasi ini. Selama ini, operasi pengeboran minyak dan gas di Indonesia mayoritas mengandalkan bahan bakar minyak. Dengan DGBS, mesin-mesin penghasil listrik di anjungan pengeboran kini dapat menggunakan campuran bahan bakar gas (BBG) dan bahan bakar minyak, menghasilkan fleksibilitas operasional dan efisiensi energi yang lebih tinggi. Santiaji Gunawan menyatakan, "Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi konsumsi bahan bakar sekaligus mengurangi emisi karbon hingga 30 persen."
Penerapan teknologi ini merupakan bagian dari komitmen PGN Gagas dan Pertamina Drilling untuk mendukung target pemerintah dalam mencapai net zero emission. Efisiensi dan penurunan emisi karbon yang dihasilkan akan memberikan kontribusi positif pada transisi energi nasional menuju sumber energi yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. Kedua perusahaan juga menekankan pentingnya evaluasi berkelanjutan untuk memastikan keberhasilan implementasi DGBS di area operasi lainnya.
Teknologi DGBS dan Optimasi Biaya
Pertamina Drilling, melalui Direktur Utama Avep Disasmita, menjelaskan bahwa penerapan teknologi DGBS merupakan salah satu inisiatif perusahaan dalam memaksimalkan peran dalam pencapaian penurunan emisi karbon nasional. Perusahaan berkomitmen tidak hanya pada aspek bisnis, tetapi juga pada kelestarian lingkungan. Penerapan teknologi ini sejalan dengan upaya cost optimization di sektor pengeboran.
Direktur Operasi dan Komersial PGN Gagas, Baskara Agung Wibawa, menjelaskan bahwa PGN Gagas telah menyiapkan infrastruktur pendukung, termasuk pasokan gas yang diambil dari SPBG Purwakarta, untuk mendukung implementasi DGBS. Gas tersebut kemudian diproses sebagai bahan bakar mesin di operasi pengeboran. Hal ini menunjukkan sinergi yang kuat antara kedua perusahaan dalam mencapai tujuan bersama.
Direktur Operasi Pertamina Drilling, Aziz Muslim, menambahkan bahwa penggunaan gas bumi melalui teknologi DGBS dapat menekan biaya operasional sekaligus menurunkan emisi karbon. Dengan demikian, biaya operasional menjadi lebih ekonomis dan berkelanjutan, sejalan dengan prinsip-prinsip keberlanjutan lingkungan dan efisiensi ekonomi.
Implementasi dan Kolaborasi
Implementasi perdana teknologi DGBS di Mundu, Indramayu, menandai tonggak penting dalam kolaborasi antara PGN Gagas dan Pertamina Drilling. Komunikasi intensif antara kedua perusahaan telah terjalin sejak Februari 2023, menunjukkan kesiapan dan komitmen yang kuat untuk keberhasilan proyek ini. Keberhasilan ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi implementasi teknologi serupa di proyek-proyek pengeboran lainnya di Indonesia.
Dengan mengurangi emisi karbon hingga 30 persen dan menekan biaya operasional, penerapan teknologi dual fuel ini memberikan kontribusi nyata terhadap upaya transisi energi nasional. Langkah ini juga memperkuat komitmen Indonesia dalam mengurangi dampak lingkungan dari aktivitas industri migas. Ke depannya, pemantauan dan evaluasi berkelanjutan akan memastikan keberlanjutan dan perluasan dampak positif dari teknologi ini.
Kerja sama ini menunjukkan potensi besar dari kolaborasi antar perusahaan dalam negeri untuk mencapai tujuan bersama, yaitu optimasi biaya, pengurangan emisi karbon, dan peningkatan efisiensi dalam sektor energi. Hal ini juga menjadi contoh nyata bagaimana inovasi teknologi dapat berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
Keberhasilan implementasi DGBS di Indramayu diharapkan dapat direplikasi di lokasi pengeboran lainnya di Indonesia. Langkah ini merupakan bagian dari komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan beralih ke energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.