PHE ONWJ Bangun Rumah Produksi Terasi, Dorong UMKM Karawang
Pertamina Hulu Energi ONWJ membangun rumah produksi dan melatih perajin terasi di Karawang untuk meningkatkan daya saing UMKM serta perekonomian lokal.
Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) memberikan angin segar bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Bekerja sama dengan Universitas Padjadjaran (Unpad), PHE ONWJ membangun rumah produksi terasi dan memberikan pelatihan bagi para perajin di Desa Rawagempol, Kecamatan Cilamaya Wetan. Inisiatif ini diluncurkan pada 21 Januari 2024, bertujuan meningkatkan kemandirian ekonomi dan daya saing UMKM setempat.
Mengapa program ini penting? Program ini merupakan wujud nyata kontribusi dunia usaha dalam mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis lokal. Peningkatan perekonomian masyarakat, khususnya di Desa Rawagempol, menjadi fokus utama. Lebih dari sekedar bantuan, PHE ONWJ berupaya memberdayakan masyarakat melalui peningkatan keterampilan dan akses terhadap teknologi yang tepat guna.
Bagaimana program ini dijalankan? PHE ONWJ membangun rumah produksi terasi yang dilengkapi dengan freezer, mesin penggiling, vacuum sealer, dan timbangan. Selain itu, 43 kelompok UMKM perajin terasi mendapatkan pelatihan peningkatan kapasitas. Pelatihan tersebut mencakup keterampilan teknis produksi terasi, strategi pemasaran, pengelolaan keuangan, dan pengembangan produk melalui kemasan inovatif. Para perajin juga diajarkan memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi, serta efisiensi proses.
Pelatihan ini diarahkan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi terasi agar lebih kompetitif di pasaran. PHE ONWJ berharap terobosan ini dapat membantu para perajin meningkatkan pendapatan dan taraf hidup mereka. Salah satu penerima manfaat, Wartinah, merasakan dampak positif dari program ini. Sebelum program, Wartinah, seorang perajin terasi dengan beragam penyakit, berjuang keras memasarkan produknya dengan mengayuh sepeda dari kampung ke kampung.
Dampak bagi Perajin. Wartinah, yang sudah puluhan tahun memproduksi terasi, mengungkapkan kesulitannya dalam memenuhi kebutuhan hidup dan pengobatan suaminya. Sebelum pelatihan, ia memproduksi sekitar 100 keping terasi ukuran sedang dan 20 keping ukuran besar per hari. Dengan pendapatan terbatas, menabung hampir mustahil. Namun, setelah mengikuti pelatihan dan memanfaatkan fasilitas rumah produksi, produksinya meningkat hingga dua kali lipat, memberikannya kesempatan untuk menabung dan melunasi hutang.
Program ini tidak hanya berfokus pada aspek produksi, namun juga pada aspek pemasaran dan pengelolaan keuangan. Dengan demikian, para perajin tidak hanya meningkatkan kualitas produk, tetapi juga kemampuan dalam memasarkan dan mengelola bisnis mereka dengan lebih efektif. Hal ini merupakan kunci keberhasilan jangka panjang bagi UMKM terasi di Desa Rawagempol.
Kesimpulan. Pembangunan rumah produksi terasi dan pelatihan yang diberikan PHE ONWJ di Karawang merupakan langkah strategis dalam memberdayakan UMKM dan meningkatkan perekonomian lokal. Inisiatif ini menunjukkan komitmen perusahaan dalam menciptakan dampak positif bagi masyarakat sekitar, dengan fokus pada peningkatan kapasitas dan kemandirian ekonomi para perajin terasi. Kisah sukses Wartinah menjadi bukti nyata keberhasilan program tersebut.