Pj. Gubernur Jabar Tegaskan Tak Ada Penyembutan Besar-besaran untuk Dedi Mulyadi
Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Triadi Machmudin, menyatakan tidak akan menyelenggarakan penyambutan besar-besaran untuk Gubernur terpilih Dedi Mulyadi dan wakilnya, Erwan Setiawan, seusai pelantikan pada 20 Februari 2025, melainkan hanya serah terima j

Bandung, 16 Februari 2025 - Penjabat (Pj.) Gubernur Jawa Barat, Bey Triadi Machmudin, memberikan pernyataan mengejutkan terkait penyambutan Gubernur terpilih, Dedi Mulyadi, dan wakilnya, Erwan Setiawan. Ia menegaskan tidak akan ada acara penyambutan besar-besaran untuk keduanya setelah pelantikan pada 20 Februari 2025 mendatang. Pernyataan ini disampaikan langsung oleh Bey di Gedung Pakuan Bandung, Minggu.
Penyambutan Sederhana, Fokus Sertijab
Bey menjelaskan bahwa kemungkinan acara penyambutan akan dilaksanakan sehari setelah pelantikan oleh Presiden Prabowo Subianto, tepatnya tanggal 21 Februari 2025 di Gedung DPRD Jabar. Namun, ia menekankan bahwa acara tersebut akan berlangsung sederhana, tanpa persiapan anggaran yang besar dan tidak akan ada acara megah seperti panggung atau pertunjukan musik. "Jadi tanggal 21 Februari 2025 di Gedung DPRD Jabar sebelum ke Magelang (untuk Retreat). Untuk persiapan anggaran enggak terlalu besar. Kalau saya sih tidak menyiapkan akan ada besar-besaran, ada panggung itu enggak, saya sih tidak ada," tegasnya.
Bey menambahkan bahwa keputusan akhir terkait acara penyambutan sepenuhnya diserahkan kepada Dedi Mulyadi sebagai Gubernur terpilih. "Itu gimana Bapak Gubernur terpilih saya ikut aja. Tapi saya tidak mempersiapkan karena prinsip saya kan sudah tidak menjadi gubernur. Yang penting penyerahan Sertijab itu, kalau masalah acaranya saya tidak membuat, dan kalaupun ada tidak besar enggak sampai megah bikin panggung, musik, enggak," ujarnya.
Proses Pelantikan dan Pemeriksaan Kesehatan
Sementara itu, di Jakarta, para kepala daerah terpilih hasil Pilkada 2024, termasuk Dedi Mulyadi, menjalani rangkaian persiapan pelantikan. Mereka melakukan registrasi dan pemeriksaan kesehatan di Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) pada Minggu, 16 Februari 2025. Wakil Menteri Dalam Negeri, Bima Arya, menjelaskan bahwa pemeriksaan kesehatan meliputi hal-hal dasar seperti tekanan darah, gula darah, dan kolesterol.
Pemeriksaan kesehatan dibagi menjadi tiga sesi untuk menampung total 239 kepala daerah terpilih dari Pulau Sumatera dan Jawa. Pemeriksaan untuk 242 kepala daerah terpilih lainnya dari Pulau Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, Bali, dan Nusa Tenggara dijadwalkan pada Senin, 17 Februari 2025.
Fokus pada Transisi Pemerintahan yang Lancar
Keputusan Pj. Gubernur Bey untuk tidak menyelenggarakan penyambutan besar-besaran mengindikasikan fokus pada transisi pemerintahan yang lancar dan efisien. Dengan tidak adanya persiapan acara besar, diharapkan proses serah terima jabatan dapat berlangsung tertib dan tanpa hambatan. Hal ini juga menunjukkan komitmen Bey untuk menjalankan tugasnya hingga masa jabatannya berakhir.
Meskipun sederhana, prosesi serah terima jabatan tetap penting sebagai simbol peralihan kekuasaan dan tanggung jawab pemerintahan. Acara ini menandai berakhirnya masa jabatan Pj. Gubernur dan dimulainya era kepemimpinan baru di Jawa Barat di bawah kepemimpinan Dedi Mulyadi.
Langkah ini juga dapat diinterpretasikan sebagai upaya untuk menghindari pemborosan anggaran dan mengutamakan efisiensi penggunaan dana publik. Dengan demikian, fokus utama tetap pada kelancaran proses transisi pemerintahan dan kesiapan Dedi Mulyadi untuk memimpin Jawa Barat.
Kesimpulan
Kesimpulannya, Pj. Gubernur Jawa Barat memilih untuk tidak menyelenggarakan acara penyambutan besar-besaran bagi Gubernur terpilih Dedi Mulyadi, mengutamakan proses serah terima jabatan yang efisien dan sederhana. Fokus utama adalah kelancaran transisi pemerintahan dan penggunaan dana publik yang bertanggung jawab.