Pj Gubernur Lampung, Samsudin, Terima Gelar Adat dari MPAL
Penjabat Gubernur Lampung, Samsudin, dan istrinya menerima gelar adat Pangeran Sejati Dalom Mangku Praja dan Pangeran Permaisuri Batin Mulia Kencana dari Majelis Penyimbang Adat Lampung (MPAL) atas kontribusi dan kepedulian mereka pada masyarakat Lampung.
![Pj Gubernur Lampung, Samsudin, Terima Gelar Adat dari MPAL](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/02/180034.356-pj-gubernur-lampung-samsudin-terima-gelar-adat-dari-mpal-1.jpg)
Penjabat (Pj) Gubernur Lampung, Samsudin, beserta istri, Maidawati Retnoningsih, mendapat kehormatan dengan menerima gelar adat dari Majelis Penyimbang Adat Lampung (MPAL) pada Minggu, 2 Februari. Gelar tersebut diberikan sebagai bentuk apresiasi atas dedikasi dan kontribusi mereka selama Samsudin menjabat sebagai Pj Gubernur.
Menurut Dewan Pakar MPAL, Ansori Djausal, gelar "Pangeran Sejati Dalom Mangku Praja" untuk Samsudin dan "Pangeran Permaisuri Batin Mulia Kencana" untuk Maidawati diberikan karena Samsudin berhasil membangun kembali kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Meskipun masa jabatannya singkat, upaya Samsudin dinilai signifikan dalam hal tersebut, terlebih karena beliau sendiri merupakan warga Lampung.
Ansori menambahkan bahwa pemberian gelar ini juga merupakan penghormatan dan simbol penerimaan. Gelar adat, baginya, memberikan rasa aman dan diterima dalam masyarakat Lampung. Hal senada disampaikan Ketua Umum MPAL, Rycko Menoza SZP, yang juga anggota DPR RI. Ia menekankan kepedulian Samsudin pada masyarakat Lampung, khususnya masyarakat adat, selama masa kepemimpinannya.
Rycko Menoza mencontohkan komitmen Samsudin dalam melanjutkan pembangunan kawasan Kota Baru di Lampung Selatan, termasuk pembangunan masjid dan rumah adat di sana, meski di luar Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Hal ini menunjukkan perhatian nyata Samsudin pada pembangunan dan pelestarian budaya Lampung.
Pj Gubernur Samsudin sendiri merasa sangat terhormat dan bersyukur atas gelar adat tersebut. Baginya, gelar ini bukan sekadar simbol kehormatan, tetapi juga tanggung jawab moral untuk terus menjaga dan melestarikan nilai-nilai budaya dan tradisi leluhur Lampung. Gelar ini memperkuat ikatan batinnya dengan masyarakat Lampung.
Samsudin mengungkapkan rasa bangganya menjadi bagian dari masyarakat Lampung, yang menurutnya memiliki kekayaan budaya, alam, dan semangat gotong royong yang tinggi. Ia pun akan selalu mengingat Lampung sebagai rumah, tempat yang penuh kehangatan dan kebersamaan.