PLN Sulselrabar Dukung Penuh Petani Lewat Program Electrifying Agriculture
PLN Unit Induk Distribusi Sulselrabar berkomitmen mendukung petani dengan program Electrifying Agriculture, terbukti meningkatkan produktivitas dan efisiensi biaya operasional, seperti yang dialami petani di Gowa yang mampu meningkatkan panen hingga tiga.

PLN Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (Sulselrabar) menyatakan komitmen penuh dalam mendukung para pelaku usaha di sektor pertanian. General Manager PLN UID Sulselrabar, Budiono, menegaskan hal ini di Makassar, Senin, 20 Januari 2025. Program Electrifying Agriculture menjadi fokus utama dukungan ini, menjanjikan peningkatan pendapatan dan produktivitas bagi para petani.
Program Electrifying Agriculture, menurut Budiono, merupakan terobosan untuk meningkatkan efisiensi biaya operasional usaha pertanian. PLN tidak hanya menyediakan listrik, tetapi juga berupaya meningkatkan kualitas layanan kelistrikan demi mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Inovasi dan pelayanan terbaik terus menjadi prioritas PLN.
Dukungan PLN kepada petani terlihat dari peningkatan jumlah pelanggan Electrifying Agriculture. Data per Desember 2024 menunjukkan total 3.820 pelanggan di Sulselrabar dengan total daya terpasang mencapai 191.618 kVA. Angka ini menunjukan dampak positif program tersebut.
Dampak Nyata Electrifying Agriculture
Manfaat Electrifying Agriculture sudah dirasakan langsung oleh para petani. Syahruddin, seorang petani dari Kabupaten Gowa, menjelaskan bagaimana listrik dengan daya 66 kVA telah merevolusi pertaniannya. Pompa listrik bertenaga listrik mampu mengairi sawah seluas 200 hektare di tiga desa.
Sebelum menggunakan listrik, panen hanya dilakukan sekali setahun. Dengan bantuan pompa listrik, panen kini dapat dilakukan hingga tiga kali dalam setahun. Ini peningkatan signifikan yang berdampak pada pendapatan petani.
Lebih lanjut, Syahruddin mencatat penghematan biaya yang signifikan. Biaya operasional untuk satu kali panen sebelumnya mencapai Rp360 juta menggunakan gas LPG. Dengan listrik PLN, biaya tersebut turun drastis menjadi hanya Rp51 juta. Artinya, terdapat penghematan sebesar Rp309 juta atau 85,8% per panen.
PLN berkomitmen untuk terus mengembangkan program Electrifying Agriculture, meningkatkan jumlah petani yang tergabung, dan memastikan pasokan listrik andal untuk mendukung produktivitas sektor pertanian di Sulselrabar. Keberhasilan program ini diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan para petani dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.