PLTSa Benowo Surabaya: 166,1 GWh Energi Bersih Selama 9 Tahun Operasi
PLTSa Benowo di Surabaya telah menyumbang 166,1 Gigawatt hour (GWh) energi bersih selama sembilan tahun beroperasi, menjadi contoh nyata kolaborasi pemerintah dan PLN dalam pengembangan energi terbarukan.

Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Benowo di Surabaya telah berhasil menyumbangkan energi bersih sebesar 166,1 Gigawatt hour (GWh) sejak beroperasi sembilan tahun lalu. Hal ini merupakan hasil kolaborasi antara PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Jawa Timur dan Pemerintah Kota Surabaya dalam mendukung pemanfaatan energi terbarukan ramah lingkungan. General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Jawa Timur, Ahmad Mustaqir, mengungkapkan bahwa PLTSa Benowo menjadi contoh nyata keberhasilan program pemerintah dalam mengolah sampah menjadi energi listrik.
PLTSa Benowo terdiri dari dua pembangkit. Pembangkit pertama, berkapasitas 1,65 MW dengan sistem sanitary landfill, telah beroperasi sejak 30 November 2015. Pembangkit kedua, dengan kapasitas 9 MW dan sistem gasification/zero waste, mulai beroperasi pada 10 Maret 2021. Kedua pembangkit ini secara signifikan berkontribusi pada pasokan energi bersih di Surabaya, dengan kontribusi tahunan sekitar 5,5 GWh dan 30 GWh masing-masing.
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), bahkan telah mengunjungi PLTSa Benowo pada 16 April 2024. AHY memberikan apresiasi atas keberhasilan Pemkot Surabaya dan Pemprov Jatim dalam mengembangkan teknologi pengelolaan sampah ini dan berharap model PLTSa Benowo dapat diadopsi oleh daerah lain di Indonesia. Keberhasilan ini juga menunjukkan komitmen PLN dalam meningkatkan bauran energi terbarukan di Jawa Timur.
Teknologi Pengolahan Sampah Menjadi Energi
PLTSa Benowo mengolah sampah kota dengan dua metode berbeda. Sebanyak 600 ton sampah per hari diolah melalui metode pembangkitan gas metana menggunakan gas power plant. Metode ini mampu menghasilkan energi listrik sebesar 1,65 hingga 2 megawatt. Sementara itu, 1.000 ton sampah lainnya diolah dengan metode gasifikasi, yaitu pembakaran sampah pada suhu tinggi untuk menghasilkan panas yang kemudian dikonversi menjadi listrik.
Proses pengolahan sampah di PLTSa Benowo ini menunjukkan efisiensi dan inovasi dalam pengelolaan sampah perkotaan. Dengan mengolah sampah menjadi energi, PLTSa Benowo tidak hanya mengurangi volume sampah yang masuk ke TPA, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan pasokan energi bersih dan ramah lingkungan.
Keberhasilan PLTSa Benowo menjadi bukti nyata bahwa pengelolaan sampah dapat diintegrasikan dengan upaya pengembangan energi terbarukan. Model ini patut diapresiasi dan diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain di Indonesia untuk mengelola sampah secara lebih efektif dan berkelanjutan.
Bauran Energi Terbarukan di Jawa Timur
PLN berkomitmen untuk terus meningkatkan bauran energi terbarukan di Jawa Timur. Saat ini, suplai energi terbarukan di Jawa Timur telah mencapai 295 MW, atau sekitar 3,37 persen dari total bauran energi. Sumber energi terbarukan ini meliputi pembangkit listrik tenaga air, mikrohidro, surya, gas uap, dan juga PLTSa seperti yang ada di Benowo.
Keberhasilan PLTSa Benowo dalam menyumbang energi bersih menunjukkan potensi besar energi terbarukan di Indonesia. Dengan terus mengembangkan dan mengoptimalkan teknologi pengolahan sampah menjadi energi, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan berkontribusi pada upaya pelestarian lingkungan.
"PLTSa Benowo ini merupakan wujud nyata kolaborasi PLN dengan pemerintah kota Surabaya untuk mendukung energi listrik berbasis teknologi ramah lingkungan," ujar Ahmad Mustaqir, General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Jawa Timur.
Ke depan, diharapkan akan lebih banyak PLTSa dibangun di berbagai daerah di Indonesia untuk mendukung target bauran energi terbarukan nasional dan mewujudkan lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan.
Dengan keberhasilan PLTSa Benowo, Indonesia semakin mendekatkan diri pada cita-cita energi bersih dan berkelanjutan. Inovasi dan kolaborasi yang terjalin antara PLN dan pemerintah daerah menjadi kunci keberhasilan ini.