Polisi dan Kominfo Patroli Siber, Tangkap Pelaku Deepfake
Kepolisian dan Kementerian Kominfo melakukan patroli siber untuk mencegah penyebaran deepfake, termasuk video palsu pejabat negara, dan telah menangkap satu tersangka.

Polisi siber dan Kementerian Kominfo gencar melakukan patroli siber untuk membasmi deepfake. Baru-baru ini, Direktorat Siber Bareskrim Polri bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) meningkatkan patroli siber guna mendeteksi dan mencegah penyebaran video, gambar, atau audio deepfake yang semakin meresahkan. Deepfake sendiri merupakan konten palsu yang dibuat menggunakan kecerdasan buatan (AI) dan terlihat sangat realistis.
Mengapa patroli siber ini penting? Brigadir Jenderal Himawan Bayu Aji, Direktur Siber Bareskrim Polri, menjelaskan bahwa maraknya penyalahgunaan AI untuk membuat deepfake menjadi alasan utama. Konten deepfake ini seringkali dimanfaatkan untuk menyebarkan informasi menyesatkan atau bahkan untuk tujuan kejahatan. Patroli siber dilakukan untuk mencegah manipulasi opini publik dan melindungi pejabat negara dari potensi fitnah.
Bagaimana patroli siber ini dilakukan? Patroli siber yang dilakukan berhasil mendeteksi sejumlah video deepfake yang menggunakan rupa Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, serta tokoh publik lainnya. Video-video tersebut berisi informasi yang tidak benar dan beberapa digunakan untuk tujuan penipuan. Kerjasama antara Polri dan Kominfo juga mencakup edukasi digital kepada masyarakat agar mampu membedakan informasi yang benar dan palsu.
Dampak deepfake yang berbahaya. Himawan Bayu Aji memperingatkan bahwa jika dibiarkan, penyebaran deepfake dapat memanipulasi opini publik secara negatif terhadap Presiden Prabowo Subianto dan pemerintahannya. Oleh karena itu, upaya pencegahan dan penindakan harus dilakukan secara intensif.
Hasil konkret patroli siber. Sebagai hasil dari patroli siber, Kepolisian berhasil menangkap seorang tersangka berinisial AMA (29) terkait penyebaran video deepfake seorang pejabat negara. Tersangka terbukti mengunggah dan menyebarkan video deepfake yang menggunakan wajah dan suara Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran.
Upaya pencegahan ke depan. Selain patroli siber, Polri dan Kominfo juga gencar melakukan edukasi publik tentang bahaya deepfake dan bagaimana cara mengidentifikasi konten palsu. Tujuannya adalah meningkatkan literasi digital masyarakat agar tidak mudah tertipu oleh konten deepfake.
Kesimpulannya, upaya pencegahan dan penindakan terhadap deepfake oleh Kepolisian dan Kominfo merupakan langkah penting untuk menjaga keamanan informasi di Indonesia. Patroli siber dan edukasi publik menjadi strategi kunci untuk melawan penyebaran konten palsu yang semakin canggih ini.