Polri dan Kominfo Patroli Siber Cegah Deepfake: Satu Tersangka Ditangkap
Polri dan Kementerian Kominfo gencar melakukan patroli siber untuk mencegah penyebaran video deepfake, berhasil menangkap satu tersangka yang melakukan penipuan berkedok bantuan pemerintah.

Bareskrim Polri bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) meningkatkan patroli siber untuk membendung maraknya video deepfake. Patroli ini dipicu oleh meningkatnya kasus penyalahgunaan teknologi AI untuk menciptakan konten palsu yang sangat meyakinkan.
Deepfake: Ancaman Nyata
Deepfake, teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI), memungkinkan pembuatan video, gambar, atau audio palsu yang nyaris sempurna. Brigjen Pol. Himawan Bayu Aji, Dirtipidsiber Bareskrim Polri, mengungkapkan dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (23/1), bahwa patroli siber menemukan banyak video deepfake yang menampilkan pejabat negara, termasuk Presiden dan Wakil Presiden, serta figur publik lainnya. Video-video ini menyebarkan informasi palsu atau tidak akurat, bahkan digunakan untuk melakukan penipuan.
Modus Operandi dan Penangkapan
Salah satu modus yang terungkap melibatkan tersangka AMA (29) yang ditangkap karena menyebarkan video deepfake yang seolah-olah menawarkan bantuan pemerintah. Korban diminta mentransfer sejumlah uang sebagai biaya administrasi, dengan janji pencairan dana yang ternyata tidak pernah ada. AMA menjalankan aksi penipuan ini sejak tahun 2020 dan dibantu oleh FA (DPO) yang bertugas mengedit video deepfake.
Kerjasama dan Literasi Digital
Polri dan Kominfo bekerja sama dalam upaya pencegahan ini. Selain patroli siber, Kominfo berperan penting dalam memberikan literasi digital kepada masyarakat untuk mengenali dan menghindari hoaks yang disebar melalui deepfake. Upaya ini bertujuan untuk melindungi publik dari manipulasi informasi dan mencegah kerugian finansial.
Kesimpulan
Penangkapan AMA merupakan bukti nyata bahaya deepfake dan pentingnya kerjasama antar lembaga untuk menanggulanginya. Patroli siber dan literasi digital menjadi kunci dalam melindungi masyarakat dari ancaman teknologi ini. Upaya pencegahan dan penindakan harus terus ditingkatkan untuk menjaga stabilitas keamanan informasi di Indonesia.