Polisi Samarinda Terlibat Narkoba Terancam Dipecat: Pelanggaran SOP Jadi Sorotan
Tiga personel Polresta Samarinda terancam dipecat karena terlibat kasus dugaan penyelundupan narkoba ke ruang tahanan akibat kelalaian pemeriksaan barang bawaan, melanggar SOP.

Tiga personel Kepolisian Resor Kota (Polresta) Samarinda, Kalimantan Timur, terancam dipecat karena terlibat kasus dugaan penyelundupan narkoba ke ruang tahanan. Kejadian ini terungkap setelah penangkapan ketiga personel tersebut pada Senin, 8 April 2025, karena menerima suap sebesar Rp1 juta untuk meloloskan sabu tanpa pemeriksaan. Kasus ini menimbulkan kekhawatiran dan sorotan terhadap prosedur keamanan di lingkungan kepolisian.
Kapolda Kalimantan Timur, Irjen Pol. Endar Priantoro, menyatakan bahwa ketiga oknum polisi tersebut sedang menjalani pemeriksaan intensif oleh Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Kaltim. Proses sidang etik dan disiplin sedang berlangsung, dengan Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) atau pemecatan sebagai salah satu sanksi yang dipertimbangkan. Kapolda menegaskan komitmen untuk menindak tegas segala bentuk pelanggaran, terutama yang berkaitan dengan penyalahgunaan narkoba, menekankan bahwa tidak ada tempat bagi anggota Polri yang menyalahgunakan kepercayaan dan mencoreng nama baik institusi.
Beruntung, sebelum narkoba tersebut sampai ke tangan tahanan, petugas penjagaan lainnya menemukan barang mencurigakan dalam pemeriksaan lanjutan. Tujuh paket sabu berhasil diamankan. Ketiga personel polisi saat ini ditahan dalam penahanan khusus (patsus) sambil menunggu proses hukum dan kode etik selesai. Kasus ini juga mendorong Polda Kaltim untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap standar operasional prosedur (SOP) penjagaan tahanan di seluruh jajaran.
Pelanggaran SOP dan Penyelundupan Narkoba
Kabid Humas Polda Kaltim, Kombes Pol. Yuliyanto, menjelaskan bahwa pelanggaran terjadi karena ketiga personel Polresta Samarinda tersebut tidak menjalankan SOP pemeriksaan barang bawaan ke dalam ruang tahanan, khususnya makanan. Seharusnya, setiap barang diperiksa secara detail. Kelalaian dalam pemeriksaan inilah yang menyebabkan narkoba berhasil diselundupkan. Proses pemeriksaan terhadap personel Polri tersebut dilakukan secara profesional dan transparan, dengan semua tahapan pemeriksaan terbuka untuk memastikan publik yakin bahwa kasus ini ditangani dengan tegas dan adil.
Pentingnya integritas personel dalam menjalankan tugas kepolisian, selain kepatuhan terhadap SOP, juga ditekankan. SOP yang baik harus didukung dengan integritas individu. Polda Kaltim juga mengajak partisipasi aktif masyarakat dalam pengawasan dan pelaporan potensi penyimpangan, karena kontrol sosial dari masyarakat sangat penting untuk perbaikan kinerja kepolisian. Pihak berwenang berupaya agar sidang etik dapat segera diselesaikan agar keputusan sanksi dapat ditetapkan secara cepat dan tepat.
Penyelundupan narkoba ini bermula dari penerimaan suap sebesar Rp1 juta yang bertujuan untuk meloloskan sabu tanpa pemeriksaan. Ketiga personel tersebut diduga menerima suap tersebut untuk mengabaikan prosedur pemeriksaan barang bawaan. Hal ini menunjukkan adanya celah keamanan dan integritas yang perlu diperbaiki dalam sistem pengawasan di Polresta Samarinda.
Evaluasi SOP dan Penguatan Integritas
Polda Kaltim berkomitmen untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap SOP penjagaan tahanan di seluruh jajaran. Evaluasi ini bertujuan untuk memperketat pengawasan internal dan mencegah kejadian serupa terulang kembali. Selain itu, penekanan pada integritas personel juga menjadi fokus utama. Penguatan integritas diharapkan dapat mencegah terjadinya pelanggaran etika dan hukum di masa mendatang.
Partisipasi aktif masyarakat dalam pengawasan dan pelaporan potensi penyimpangan juga sangat penting. Transparansi dan akuntabilitas dalam penanganan kasus ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian. Polda Kaltim berupaya untuk menyelesaikan sidang etik dengan cepat dan tepat, sehingga sanksi yang tepat dapat diberikan kepada para personel yang terlibat.
Kasus ini menjadi pengingat pentingnya penegakan hukum dan disiplin di lingkungan kepolisian. Kejadian ini juga menyoroti perlunya peningkatan pengawasan internal dan penguatan integritas personel untuk mencegah penyalahgunaan wewenang dan pelanggaran hukum lainnya.
Proses hukum dan sidang etik akan terus berjalan untuk memastikan keadilan ditegakkan dan memberikan efek jera bagi para pelaku. Polda Kaltim berharap kasus ini dapat menjadi pelajaran berharga bagi seluruh personel kepolisian untuk selalu menjunjung tinggi integritas dan mematuhi SOP yang berlaku.