Polisi Tangkap Dua Pelaku Penganiayaan yang Tewaskan Remaja 17 Tahun
Polisi di Baubau, Sulawesi Tenggara, telah menangkap dua pelaku penganiayaan yang menyebabkan seorang remaja 17 tahun meninggal dunia setelah perkelahian yang dipicu oleh tuduhan pencurian ayam.

Kepolisian Resor (Polres) Baubau, Sulawesi Tenggara, berhasil meringkus dua terduga pelaku penganiayaan yang mengakibatkan tewasnya MRP (17) tahun. Penangkapan dilakukan oleh Opsnal Satreskrim Polres Baubau pada Rabu (5/2) di Kelurahan Lanto dan Tarafu. Kedua tersangka langsung dibawa ke Mapolres untuk proses hukum lebih lanjut.
Kronologi Kejadian
Menurut keterangan Kepala Seksi Humas Polres Baubau, Kompol Abdul Rahmad, peristiwa bermula pada Sabtu (1/2) sekitar pukul 20.00 Wita. Kedua pelaku, LA (22) dan SA (23), awalnya pesta miras di sekitar Kotamara Baubau. Setelah itu, sekitar pukul 01.00 Wita, mereka menuju ke acara joget di Kelurahan Bukit Wolio Indah.
Di lokasi tersebut, pelaku melihat dua orang yang mereka curigai sebagai pencuri ayam. Mereka kemudian mengikuti kedua orang tersebut. Di Lingkungan Wurabake, Kelurahan Bukit Wolio Indah, LA menghentikan korban dan menuduhnya mencuri ayam. Korban membantah tuduhan tersebut.
"Kemudian pelaku LA ingin mengambil tas korban, tetapi korban menolak, dan terjadilah cekcok," jelas Kompol Abdul Rahmad dalam konferensi pers bersama Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Baubau, Iptu Rildo Muzayyin Sih Basuki, di Mapolres Baubau. Perkelahian pun tak terhindarkan.
Dua teman korban datang dan ikut campur. Korban memukul LA mengenai pelipis mata kiri. Spontan, LA langsung mengeluarkan badik yang terselip di pinggangnya dan menusuk korban di bagian perut sebelah kiri. Saat korban berusaha kabur, LA kembali menikam korban di pinggang sebelah kiri.
Setelah kejadian, LA dan SA melarikan diri ke pasar ayam di Wameo untuk membersihkan diri dan membuang barang bukti. Polisi berhasil mengamankan sejumlah barang bukti, termasuk sepeda motor, helm, badik, dan baju kaos yang dikenakan pelaku.
Proses Hukum
Atas perbuatannya, kedua pelaku dijerat dengan pasal 80 ayat 3 junto pasal 76c UU nomor 35 tahun 2014 tentang perubahan atas undang-undang nomor 23 tahun 2022 tentang perlindungan anak sub pasal 170 ayat 2 ke 3 KUHP. Ancaman hukumannya adalah pidana penjara paling lama 15 tahun.
Kasus ini menyoroti pentingnya pengendalian diri dan konsekuensi hukum atas tindakan kekerasan. Pihak berwajib berkomitmen untuk memproses kasus ini secara profesional dan transparan, memastikan keadilan bagi korban dan keluarganya.
Polisi mengimbau masyarakat untuk menghindari konsumsi minuman keras dan menyelesaikan masalah dengan cara yang damai dan tidak melibatkan kekerasan. Peristiwa ini juga menjadi pengingat akan pentingnya pengawasan orangtua terhadap anak-anak, khususnya dalam hal pergaulan dan perilaku.
Kesimpulan
Penangkapan kedua pelaku penganiayaan yang mengakibatkan kematian MRP menjadi bukti komitmen kepolisian dalam menegakkan hukum. Proses hukum akan terus berjalan, dan diharapkan kasus ini dapat memberikan efek jera bagi pelaku kekerasan dan menjadi pelajaran bagi masyarakat untuk selalu bertindak bijak dalam menyelesaikan konflik.