Polres Bantul Gencarkan Patroli Subuh Cegah Petasan Selama Ramadhan
Polres Bantul meningkatkan patroli subuh di sejumlah titik rawan untuk mencegah penggunaan petasan selama bulan Ramadhan dan menjelang Idul Fitri, serta mengimbau masyarakat untuk menjaga kondusivitas wilayah.

Polres Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, meningkatkan kewaspadaan selama bulan Ramadhan 1446 Hijriah dengan menggencarkan patroli subuh. Sasaran utama patroli ini adalah mencegah penggunaan petasan yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat. Patroli dilakukan di berbagai lokasi, termasuk Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) yang dianggap rawan digunakan untuk menyalakan petasan.
Kapolres Bantul, AKBP Novita Eka Sari, menjelaskan bahwa tim khusus dibentuk untuk melaksanakan patroli subuh di JJLS dan wilayah-wilayah lain yang berpotensi menjadi tempat penggunaan petasan. Polsek jajaran juga diinstruksikan untuk melakukan hal serupa di wilayah hukum masing-masing. Upaya pencegahan ini akan terus dilakukan hingga menjelang Hari Raya Idul Fitri.
Selain patroli, Polres Bantul juga mengimbau masyarakat untuk berperan aktif dalam menjaga keamanan lingkungan. Masyarakat diminta untuk segera melaporkan kepada pihak berwajib jika menemukan hal-hal mencurigakan yang berpotensi membahayakan. Kapolres menekankan pentingnya menjaga nama baik Bantul dengan menciptakan lingkungan yang kondusif dan positif.
Patroli Intensif di Lokasi Rawan Petasan
Patroli subuh difokuskan di sepanjang JJLS, khususnya di wilayah Kecamatan Kretek, Sanden, dan Srandakan. Wilayah-wilayah tersebut dipilih karena dianggap rawan digunakan untuk menyalakan petasan. Petugas akan meningkatkan pengawasan dan melakukan tindakan tegas terhadap siapa pun yang kedapatan bermain petasan.
Kapolres juga menyampaikan imbauan kepada masyarakat untuk menghormati bulan Ramadhan dengan tidak menyalakan petasan. Hal ini bertujuan untuk menjaga situasi tetap kondusif, aman, dan nyaman bagi seluruh warga Bantul. Kepatuhan masyarakat terhadap imbauan ini sangat penting untuk menciptakan suasana Ramadhan yang penuh kedamaian.
Lebih lanjut, Kapolres mengingatkan tentang ancaman hukuman yang berat bagi pelaku penggunaan bahan peledak, sesuai dengan Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951. Ancaman hukumannya meliputi hukuman mati, seumur hidup, atau maksimal 20 tahun penjara. Informasi ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan konsekuensi hukum dari tindakan tersebut.
Ancaman Hukum Penggunaan Petasan
Selain Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951, aturan terkait tindak pidana petasan juga tertuang dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Pasal 308 KUHP mengatur tentang pidana bagi siapa pun yang mengakibatkan kebakaran, ledakan, atau banjir. Ancaman hukumannya bervariasi, mulai dari pidana penjara paling lama sembilan tahun hingga 15 tahun, tergantung pada dampak yang ditimbulkan.
Pidana penjara paling lama sembilan tahun akan dikenakan jika perbuatan tersebut menimbulkan bahaya keamanan umum bagi orang atau barang. Jika perbuatan tersebut menimbulkan luka berat bagi orang lain, maka ancaman hukumannya adalah pidana penjara maksimal 12 tahun. Sedangkan, jika perbuatan tersebut mengakibatkan orang kehilangan nyawa, maka ancaman hukumannya adalah pidana penjara paling lama 15 tahun.
Polres Bantul berharap dengan adanya patroli subuh dan sosialisasi hukum ini, masyarakat dapat lebih memahami konsekuensi hukum dari penggunaan petasan dan turut serta menciptakan suasana Ramadhan yang aman dan damai di Kabupaten Bantul. Kerjasama antara aparat kepolisian dan masyarakat sangat penting untuk mewujudkan hal tersebut.
Dengan adanya tindakan preventif ini diharapkan masyarakat Bantul dapat merayakan Ramadhan dengan tenang dan khusyuk, tanpa adanya gangguan dari penggunaan petasan yang membahayakan.