Polres Langsa Gagalkan Penyelundupan 93 Imigran Rohingya
Kepolisian Resor Langsa berhasil menggagalkan upaya penyelundupan 93 imigran Rohingya yang hendak dibawa ke Pekanbaru dari Bireuen, Aceh, dengan sopir minibus yang mengaku mendapat perintah dari seseorang bernama Agam.

Dalam sebuah operasi rutin, Kepolisian Resor (Polres) Langsa berhasil menggagalkan upaya penyelundupan 93 imigran Rohingya. Penangkapan dramatis ini terjadi pada Senin, 17 Februari 2025, sekitar pukul 10.30 WIB di Terminal Kota Langsa, Aceh. Operasi Keselamatan Seulawah 2025 yang tengah berlangsung menjadi kunci keberhasilan pengungkapan kasus ini.
Kronologi Penangkapan
Petugas kepolisian menghentikan sebuah minibus putih tanpa pelat nomor untuk pemeriksaan rutin. Di dalam minibus tersebut, petugas menemukan 93 imigran Rohingya yang terdiri dari 32 laki-laki, 51 perempuan, dan 10 anak-anak. Mengejutkan, penemuan ini terjadi di tengah razia Operasi Keselamatan Seulawah 2025.
Sopir minibus, Jefriyanto, warga Serdang, Sumatera Utara, langsung diamankan. Berdasarkan keterangan Jefriyanto kepada pihak berwajib, ia mengaku mendapat perintah dari seseorang yang dikenal dengan nama Agam melalui telepon. Agam memerintahkan Jefriyanto untuk menjemput para imigran di Kabupaten Bireuen.
Jefriyanto memulai perjalanannya dari Medan pada Minggu, 16 Februari 2025 menuju Bireuen. Ia menjelaskan bahwa para imigran awalnya diangkut menggunakan tiga mobil bak terbuka dan diturunkan di pinggir jalan. Kemudian, seseorang yang tidak dikenal mengarahkan mereka menuju minibus yang dikemudikan Jefriyanto. Rencananya, para imigran akan dibawa ke Pekanbaru, Riau.
Peran Seseorang yang Dikenal Sebagai Agam
Peran Agam dalam jaringan penyelundupan ini masih dalam penyelidikan lebih lanjut oleh pihak kepolisian. Identitas dan motif Agam masih belum terungkap, namun penyelidikan intensif sedang dilakukan untuk mengungkap jaringan penyelundupan ini lebih luas.
Polisi saat ini sedang menyelidiki lebih lanjut keterlibatan Agam dan kemungkinan adanya jaringan penyelundupan manusia yang lebih besar. Informasi lebih lanjut akan diungkap setelah proses investigasi selesai dilakukan.
Nasib Para Imigran dan Sopir
Saat ini, sopir minibus, Jefriyanto, ditahan di Polres Langsa untuk menjalani proses penyelidikan dan penyidikan lebih lanjut. Sementara itu, 93 imigran Rohingya telah dibawa ke penampungan di Kabupaten Aceh Timur untuk mendapatkan perawatan dan bantuan kemanusiaan.
Proses penampungan dan pemulangan para imigran akan dilakukan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku. Pemerintah daerah dan lembaga terkait akan memberikan bantuan yang dibutuhkan para imigran selama proses penampungan.
Kesimpulan
Pengungkapan kasus penyelundupan 93 imigran Rohingya ini menunjukkan kesigapan dan kewaspadaan aparat kepolisian dalam menjaga keamanan dan ketertiban. Upaya penyelundupan manusia merupakan kejahatan serius yang melanggar hukum dan hak asasi manusia. Polres Langsa berkomitmen untuk terus bekerja keras dalam memberantas kejahatan tersebut dan memastikan para pelaku diproses sesuai hukum yang berlaku.
Kasus ini juga menyoroti pentingnya kerjasama antar instansi dan negara dalam mengatasi masalah imigrasi ilegal dan perlindungan pengungsi. Perlu upaya bersama untuk mencegah terjadinya penyelundupan manusia dan memastikan perlindungan bagi para imigran yang rentan.