Pordasi Bahas Strategi Olimpiade 2028 di Pertemuan Tahunan AEF
PP Pordasi menghadiri pertemuan tahunan Asian Equestrian Federation (AEF) di Kuwait, membahas persiapan menuju Asian Games 2026 dan Olimpiade Los Angeles 2028, termasuk rencana kerjasama dan kompetisi baru.

Pengurus Pusat Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (PP Pordasi) baru-baru ini mengikuti pertemuan tahunan Asian Equestrian Federation (AEF) di Kuwait. Pertemuan yang diadakan Minggu (12/1) ini membahas berbagai hal penting, termasuk rancangan kompetisi regional Asia dan strategi pengembangan olahraga berkuda.
Ketua Umum PP Pordasi, Aryo Djojohadikusumo, menekankan pentingnya persiapan menuju Asian Games Aichi-Nagoya 2026. Beliau menyatakan bahwa program pembinaan atlet yang terstruktur dan berkelanjutan sangat krusial untuk mencapai target besar, yaitu membawa atlet berkuda Indonesia berlaga di Olimpiade Los Angeles 2028. "Program pembinaan yang terstruktur dan berkesinambungan sangat diperlukan karena kami memiliki misi agar atlet Indonesia dari cabang olahraga berkuda bisa masuk dan berlaga di Olimpiade Los Angeles 2028 mendatang,” ujar Aryo.
Visi PP Pordasi untuk menembus Olimpiade 2028 sejalan dengan diskusi di AEF. Pertemuan tersebut dihadiri oleh perwakilan dari 33 negara se-Asia. Komitmen ini diperkuat dengan komunikasi langsung Aryo dengan Presiden AEF, Hamad Al-Attiyah, untuk mewujudkan program pertukaran pejabat seperti juri, steward, dan technical official antar negara. AEF juga merencanakan program pelatihan daring dan tatap muka untuk anggotanya.
Salah satu inisiatif menarik yang dibahas adalah AEF Cup, sebuah turnamen berkuda jarak jauh yang akan diselenggarakan secara remote. Konsep ini memanfaatkan teknologi informasi dan bekerja sama dengan perusahaan Prancis, Equi-rider, sebuah perusahaan spesialis penyelenggaraan kompetisi berkuda jarak jauh. Kompetisi ini akan dibagi menjadi empat tahap.
Sebelumnya, Aryo juga menghadiri Asian Racing Conference (ARC) ke-40 di Sapporo, Jepang (27 Agustus - 1 September 2024). Di sana, beliau mempresentasikan kondisi olahraga berkuda Indonesia dan potensi besar pacuan kuda sebagai olahraga dan budaya turun-temurun kepada lebih dari 800 delegasi internasional.
Aryo menyoroti transformasi digital dalam industri pacuan kuda, mengingatkan pentingnya konektivitas antar penggemar dan penyelenggara kompetisi. Beliau juga menekankan perlunya kolaborasi dan inovasi dalam menghadapi perkembangan global. "Industri pacuan kuda di Indonesia harus kolaboratif dan inovatif menghadapi perkembangan industri olahraga di kancah global," kata Aryo.
Pertemuan AEF rutin diselenggarakan setiap tahun. Tahun depan, pertemuan tersebut akan diadakan di Taiwan pada awal tahun 2026. Dengan berbagai inisiatif dan kerjasama ini, diharapkan prestasi olahraga berkuda Indonesia dapat terus meningkat di kancah internasional.