Potensi Besar UMKM Banyumas: Butuh Dukungan Pemerintah Pusat
Bupati Banyumas ungkap potensi besar UMKM di daerahnya, namun butuh dukungan pemerintah pusat untuk mengatasi dampak ekonomi dan meningkatkan daya saing.

Bupati Banyumas, Sadewo Tri Lastiono, mengungkapkan potensi besar pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Hal ini disampaikan dalam pembukaan kegiatan Entrepreneur Hub Terpadu Banyumas 2025 di Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto pada Kamis, 8 Mei 2025. Jumlah pelaku UMKM di Banyumas hampir mencapai 100.000 orang, tersebar di berbagai sektor seperti kuliner, kerajinan, fesyen, pertanian, dan pariwisata. Namun, Bupati juga mengakui dampak ekonomi nasional dan internasional telah membuat sektor UMKM Banyumas terpuruk.
Salah satu contoh yang diungkapkan Bupati adalah penurunan penjualan pedagang bakso di Purwokerto. Pedagang tersebut biasanya membeli 20 kilogram daging, kini hanya 10 kilogram karena penurunan jumlah konsumen. "Padahal pecinta bakso pasti menengah ke bawah, termasuk adik-adik mahasiswa," ujar Bupati, menggambarkan dampak ekonomi global terhadap masyarakat. Kondisi ini menunjukkan bahwa kalangan menengah ke bawah sangat terdampak oleh situasi ekonomi global saat ini.
Oleh karena itu, Bupati berharap kehadiran Wakil Menteri UMKM, Helvi Yuni Moraza, dalam acara tersebut dapat memberikan dorongan bagi geliat UMKM Banyumas. Pemerintah Kabupaten Banyumas berkomitmen untuk memfasilitasi UMKM agar mampu bersaing di tingkat lokal, nasional, bahkan global. Namun, keterbatasan anggaran, sumber daya manusia, dan jangkauan program menjadi kendala, mengingat Pemkab Banyumas juga harus menangani sektor lain seperti infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan.
UMKM Banyumas: Pilar Perekonomian dan Penciptaan Lapangan Kerja
Bupati Banyumas menekankan peran penting UMKM sebagai penggerak ekonomi daerah dan pencipta lapangan kerja. UMKM juga berperan dalam mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, dukungan pemerintah pusat sangat dibutuhkan untuk mengatasi berbagai kendala yang dihadapi.
Bupati meminta dukungan konkret dari Kementerian UMKM untuk membantu UMKM Banyumas. Kolaborasi antara pemerintah, perguruan tinggi, dunia usaha, perbankan, dan pihak terkait dianggap kunci sukses dalam membangun ekosistem kewirausahaan yang berdaya saing.
Wakil Menteri UMKM, Helvi Yuni Moraza, dalam sambutannya, menyatakan bahwa kegiatan Entrepreneur Hub Terpadu Banyumas 2025 merupakan yang pertama di tahun 2025. Ia mengakui potensi Banyumas sebagai kota yang melahirkan wirausahawan tangguh, didukung oleh Bupati yang juga berlatar belakang wirausaha.
"Tadinya saya berpikiran, Banyumas itu adalah kota pertanian dengan sumber dayanya, tapi kenyataannya memang dari sejarah melahirkan wirausahawan-wirausahawan tangguh, dan beruntung Banyumas punya bupati wirausaha karena sudah pasti mendukung entrepreneurship," kata Wamen UMKM.
Sejarah Banyumas dan Potensi Kewirausahaan
Wamen UMKM juga menyinggung sejarah Banyumas sebagai tempat lahirnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan kampung halaman Soemitro Djojohadikoesoemo, yang keluarganya melahirkan wirausahawan-wirausahawan sukses seperti Hashim Djojohadikusumo dan Prabowo Subianto. Menurutnya, Banyumas memiliki keistimewaan dalam hal kewirausahaan dan cukup difasilitasi saja, tanpa perlu banyak pelatihan.
Dengan jumlah pelaku UMKM yang hampir mencapai 100.000, Banyumas memiliki potensi ekonomi yang besar. Namun, tantangan ekonomi global menuntut dukungan yang lebih besar dari pemerintah pusat untuk membantu UMKM Banyumas agar tetap bertahan dan berkembang. Kolaborasi dan sinergi antara berbagai pihak menjadi kunci keberhasilan dalam mengembangkan UMKM di Banyumas.
Dukungan tersebut diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Banyumas. Harapannya, UMKM Banyumas tidak hanya mampu bersaing di tingkat lokal dan nasional, tetapi juga mampu menembus pasar global.
Keberhasilan pengembangan UMKM Banyumas akan menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia dalam mengembangkan potensi ekonomi lokal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan UMKM.