PPIH Intensifkan Persiapan Puncak Haji di Armuzna, Fokus Layanan Jamaah Lansia
PPIH Arab Saudi mematangkan persiapan operasional di Armuzna, termasuk safari wukuf lansia dan penambahan pos pantau di Masjidil Haram.

Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi terus mematangkan persiapan operasional untuk menyambut fase puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Langkah ini diambil sebagai upaya untuk memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh jamaah haji Indonesia.
Kepala Bidang Perlindungan Jamaah PPIH Arab Saudi, Harun Ar-Rasyid, menyatakan bahwa gladi operasional akan segera dilaksanakan menjelang Armuzna. Petugas haji dari berbagai daerah kerja, termasuk Makkah, Madinah, dan bandara, akan memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing selama puncak haji berlangsung.
Menurut Harun, pembentukan struktur operasional yang solid di wilayah Mina sangat penting untuk mendukung layanan yang optimal bagi jamaah calon haji Indonesia. Koordinasi yang baik antar petugas dari berbagai sektor diharapkan dapat meminimalisir kendala dan memastikan kelancaran pelaksanaan ibadah haji.
Pembentukan Sektor Ad Hoc dan Pos Pantau di Mina
Untuk memastikan pelayanan yang maksimal di Mina, PPIH akan membentuk delapan sektor ad hoc dan sepuluh pos pantau yang tersebar di sepanjang rute jamarat. Langkah ini bertujuan untuk memantau dan memberikan bantuan kepada jamaah haji yang membutuhkan.
Selain itu, PPIH juga membentuk lima titik Mobile Crisis Rescue (MCR) di lantai tiga Mina. MCR ini berfungsi sebagai pos taktis yang memiliki kemampuan mobilisasi tinggi untuk memberikan penanganan cepat dalam situasi darurat. "Kita sosialisasikan agar para petugas tidak hanya tahu secara teori, tapi juga praktik di lapangan," ujar Harun.
Inovasi lain yang tengah digencarkan adalah penempatan petugas haji berbasis syarikah (perusahaan pelayanan haji lokal). Pemetaan markas syarikah dan jumlah petugas di tiap lokasi menjadi fokus utama untuk memastikan orientasi medan yang lebih terstruktur. Harun menegaskan, "Teman-teman harus hafal delapan syarikah itu, tahu markasnya di mana, dan siapa yang ditugaskan. Ini bagian dari mitigasi operasional di lapangan."
Fokus pada Jamaah Lansia dan Disabilitas
PPIH memberikan perhatian khusus terhadap jamaah lanjut usia (lansia) dan disabilitas. Salah satu program unggulan adalah safari wukuf lansia, yang memungkinkan jamaah dengan keterbatasan fisik tetap dapat menjalankan ibadah wukuf secara aman dan nyaman. Setiap syarikah telah mulai mempersiapkan tenda dan infrastruktur khusus, bahkan membuat gapura pembeda sebagai simbol keseriusan pelayanan.
Harun menambahkan bahwa delapan syarikah yang siap menjadi bukti komitmen Arab Saudi dalam memberikan layanan terbaik bagi jamaah haji. Persiapan yang matang dan koordinasi yang baik diharapkan dapat menciptakan pengalaman ibadah haji yang lancar dan berkesan bagi seluruh jamaah.
Di luar fase Armuzna, PPIH juga meningkatkan jumlah pos pemantauan di area Masjidil Haram. Dari semula tujuh, kini menjadi sembilan pos. Penambahan ini dilakukan untuk menjangkau jamaah yang tersebar di hotel-hotel sekitar Masjidil Haram. Pos-pos ini mencakup area strategis seperti Terminal Syib Amir, Bukit Marwa, WC 3, Mathaf, depan Zamzam Tower, kawasan perluasan Abdullah, hingga Jabal Ka’bah.
Dengan berbagai persiapan yang dilakukan, PPIH berharap dapat memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh jamaah haji Indonesia. Koordinasi yang baik antar petugas, inovasi dalam pelayanan, dan perhatian khusus terhadap jamaah lansia dan disabilitas menjadi kunci utama dalam menyukseskan penyelenggaraan ibadah haji tahun ini.