PPIH Surabaya Tangani Calon Haji dengan Gejala Demensia
Dua calon haji lanjut usia di Embarkasi Surabaya mengalami gejala demensia menjelang keberangkatan ke Tanah Suci, satu dirawat di rumah sakit dan satu lagi dirawat di klinik asrama haji.

Surabaya, 11 Mei 2024 - Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Surabaya memberikan penanganan medis kepada dua calon haji lanjut usia (lansia) yang menunjukkan gejala demensia. Kedua calon haji tersebut berasal dari kloter 32 asal Jember dan mengalami gejala tersebut saat tiba di Asrama Haji Surabaya, sebelum keberangkatan mereka ke Tanah Suci. Satu calon haji dirawat di RS Menur, sementara yang lain mendapatkan perawatan di klinik Asrama Haji.
Ketua Tim Kesehatan PPIH Embarkasi Surabaya, dr. Mochamad Gesta Robi Farmawan, menjelaskan bahwa salah satu calon haji, Achmad Sadin (90), mengalami gangguan perilaku berupa berteriak dan berlari keluar asrama karena ingin pulang ke Tempurejo, Jember. Calon haji lainnya, Enjo Endin Parmo (70), juga meminta untuk pulang ke Jenggawah, Jember, karena khawatir ternaknya tidak terurus. Beruntung, kondisi Enjo dapat ditangani dan ia tetap diberangkatkan ke Tanah Suci.
Menurut dr. Gesta, lingkungan baru dan kesulitan beradaptasi sering memicu gangguan perilaku pada lansia, khususnya yang menderita demensia. "Kondisi itu biasanya muncul karena kecemasan yang tidak bisa dikendalikan, lalu jamaah mencari-cari alasan agar bisa pulang," ungkap dr. Gesta. Meskipun berbagai upaya pencegahan telah dilakukan, kasus serupa masih sering terjadi setiap musim haji di Asrama Haji Embarkasi Surabaya.
Penanganan Calon Haji Lansia dengan Gejala Demensia
PPIH Embarkasi Surabaya menekankan pentingnya pengawasan ketat terhadap jamaah lansia, terutama saat mereka baru tiba di asrama. Pengawasan yang ketat ini bertujuan untuk mencegah kejadian serupa dan memastikan keselamatan dan kenyamanan para calon haji. "Jika tidak memungkinkan, mungkin bisa saja hajinya dibadalkan ke anaknya, karena kasihan juga kalau dipaksakan berangkat," ujar dr. Gesta. Ia juga berharap adanya regulasi khusus untuk penanganan jamaah dengan gangguan daya ingat agar pelayanan ibadah haji tetap mengedepankan aspek kemanusiaan.
Kasus ini menyoroti pentingnya kesiapsiagaan PPIH dalam menangani kondisi medis khusus, terutama pada kelompok lansia. Perencanaan yang matang dan antisipasi terhadap berbagai kemungkinan kondisi kesehatan sangat penting untuk menjamin kelancaran ibadah haji. Selain itu, dukungan keluarga dan sistem pendukung yang kuat juga berperan penting dalam memastikan kesehatan mental dan fisik para jamaah lansia.
PPIH juga perlu mempertimbangkan aspek psikologis para calon haji lansia. Kecemasan dan stres dapat memperburuk kondisi demensia. Oleh karena itu, pendekatan yang humanis dan empati sangat dibutuhkan dalam menangani kasus-kasus seperti ini. Penting untuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada para calon haji agar mereka dapat menjalani ibadah haji dengan tenang.
Jumlah Kloter Keberangkatan Haji
Hingga Minggu (11/5) siang, PPIH Embarkasi Surabaya telah memberangkatkan 34 kloter atau sebanyak 12.901 calon haji. Jumlah ini setara dengan 35 persen dari total 36.845 calon haji yang dijadwalkan berangkat dari embarkasi tersebut. Proses keberangkatan haji terus berjalan dengan pengawasan dan penanganan medis yang optimal untuk memastikan keselamatan dan kesehatan seluruh jamaah.
Kejadian ini juga menjadi pengingat pentingnya pemeriksaan kesehatan yang menyeluruh bagi calon haji sebelum keberangkatan. Deteksi dini dan penanganan yang tepat dapat mencegah kondisi yang lebih serius dan memastikan para jamaah dapat menjalankan ibadah haji dengan lancar dan khusyuk. Semoga seluruh jamaah haji mendapatkan kesehatan dan keselamatan selama menjalankan ibadah di Tanah Suci.
- Perlu pengawasan ketat terhadap jamaah lansia.
- Diperlukan regulasi khusus untuk penanganan jamaah dengan gangguan daya ingat.
- Pentingnya pemeriksaan kesehatan menyeluruh sebelum keberangkatan.