Prabowo Belajar dari Pengalaman SBY dan Jokowi: 20 Tahun Kepemimpinan untuk Indonesia
Presiden Prabowo Subianto mempelajari pengalaman kepemimpinan 20 tahun dari SBY dan Jokowi, menekankan pentingnya belajar dari masa lalu untuk kemajuan Indonesia.

Presiden Prabowo Subianto secara terbuka mengakui telah mempelajari pengalaman kepemimpinan selama 20 tahun dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden Joko Widodo. Hal ini disampaikan Prabowo dalam pidatonya di Kongres VI Partai Demokrat, di hadapan SBY sendiri. Keputusan Prabowo untuk belajar dari dua presiden sebelumnya ini menunjukkan komitmennya untuk membangun Indonesia yang lebih baik, dengan memanfaatkan kebijaksanaan dan pengalaman para pemimpin sebelumnya.
Dalam pidatonya, Prabowo membantah tudingan 'cawe-cawe' atau intervensi yang ditujukan kepadanya. Ia menegaskan bahwa pertemuan dan konsultasi dengan SBY dan Jokowi semata-mata untuk meminta masukan dan mempelajari strategi kepemimpinan mereka. "Jangan ada pikiran ih cawe-cawe lah, apa enggak ada. Saya minta dicawe-cawe, saya datang ke Pak SBY minta masukan. Benar Pak SBY? Bapak enggak pernah titip-titip apa-apa ke saya, enggak pernah, saya datang," tegas Prabowo.
Pernyataan Prabowo ini sekaligus membantah anggapan bahwa pendekatannya kepada SBY dan Jokowi merupakan upaya politis. Sebaliknya, Prabowo menekankan pentingnya belajar dari pengalaman para pemimpin sebelumnya. Ia menganggap bahwa mengabaikan pengalaman kepemimpinan selama 20 tahun tersebut merupakan sebuah kebodohan. Hal ini menunjukkan sikap rendah hati dan komitmen Prabowo untuk terus belajar dan meningkatkan kualitas kepemimpinannya.
Mempelajari Kepemimpinan dari Dua Mantan Presiden
Prabowo secara eksplisit menyatakan bahwa kedekatannya dengan SBY dan Jokowi bertujuan untuk menyerap pengalaman kepemimpinan mereka selama dua dekade terakhir. "Pak SBY mimpin 10 tahun, Pak Jokowi mimpin 10 tahun, 20 tahun pengalaman. Hanya orang yang bodoh yang tidak mau belajar dari 20 tahun pengalaman," ujarnya. Pernyataan ini menunjukkan keseriusan Prabowo dalam membangun pemerintahan yang efektif dan berkelanjutan.
Sebagai wujud nyata dari komitmen tersebut, Prabowo mengundang SBY dan Jokowi untuk meluncurkan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) di Istana Kepresidenan. Ketiga pemimpin negara ini bersama-sama menekan tombol peluncuran BPI Danantara, menunjukkan solidaritas dan kerja sama lintas generasi dalam memajukan Indonesia.
Peluncuran BPI Danantara sendiri merupakan langkah strategis dalam pengelolaan aset negara. BPI Danantara akan mengelola aset senilai lebih dari 900 miliar dolar AS, dengan proyeksi dana awal mencapai 20 miliar dolar AS. Keberhasilan pengelolaan dana ini akan sangat bergantung pada kebijakan dan strategi yang diterapkan, dan pengalaman SBY dan Jokowi diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan.
BPI Danantara: Investasi untuk Masa Depan Indonesia
Prabowo menekankan bahwa keberhasilan pengelolaan aset negara melalui BPI Danantara tidak terlepas dari stabilitas dan keamanan negara yang telah dibangun oleh para pemimpin sebelumnya. "Ini bisa (dilakukan) karena presiden-presiden sebelumnya yang mengamankan, yang menjaga Republik kita, yang sekian tahun tidak diinvasi negara lain, yang sekian tahun tidak mengganggu bangsa lain," kata Prabowo. Pernyataan ini menunjukkan apresiasi Prabowo terhadap kontribusi para pemimpin sebelumnya dalam menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pembangunan ekonomi.
Dengan demikian, kepemimpinan Prabowo tampak berorientasi pada pembelajaran dari masa lalu untuk membangun masa depan yang lebih baik. Ia tidak hanya mengutamakan inovasi, tetapi juga menghargai pengalaman dan kebijaksanaan para pemimpin sebelumnya. Hal ini menunjukkan komitmennya untuk membangun Indonesia yang lebih kuat dan sejahtera.
Langkah Prabowo dalam mempelajari pengalaman kepemimpinan SBY dan Jokowi merupakan teladan bagi para pemimpin di masa mendatang. Belajar dari masa lalu merupakan kunci untuk membangun masa depan yang lebih baik. Dengan memanfaatkan pengalaman dan kebijaksanaan para pemimpin sebelumnya, Indonesia dapat terus berkembang dan mencapai tujuan pembangunan nasional.
Keberhasilan BPI Danantara akan menjadi tolok ukur dari komitmen ini. Pengelolaan aset negara yang efektif dan transparan akan memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.