Prabowo Hidupkan Kembali Demokrasi Deliberatif: Wawancara Terbuka Jadi Momentum Penting
Wawancara terbuka Presiden Prabowo dengan jurnalis senior dinilai Direktur Eksekutif MINDS sebagai momentum penting dalam menghidupkan kembali praktik demokrasi deliberatif di Indonesia.

Presiden Prabowo Subianto melakukan wawancara terbuka dengan tujuh jurnalis senior pada Minggu (6/4) lalu. Wawancara ini dinilai sebagai sebuah momentum penting dalam menghidupkan kembali praktik demokrasi deliberatif di Indonesia. Direktur Eksekutif Madani Indonesia Democracy Studies (MINDS), Dr. Fendi Hidayat, memberikan apresiasi atas langkah tersebut, menekankan keberanian dan ketulusan Presiden dalam membuka ruang diskusi langsung dengan media dan masyarakat.
Keunikan wawancara ini terletak pada absennya pertanyaan yang disiapkan sebelumnya. Hal ini menegaskan bahwa wawancara tersebut bukan sekadar ajang pencitraan, melainkan bentuk akuntabilitas yang nyata dari Presiden kepada publik. Menurut Fendi, praktik demokrasi deliberatif sering terabaikan dalam komunikasi politik nasional, sehingga wawancara ini menjadi angin segar.
Format wawancara yang melibatkan jurnalis dari berbagai spektrum media—televisi swasta, lembaga penyiaran publik, hingga media digital—menunjukkan inklusivitas dalam komunikasi politik. Presiden Prabowo tidak hanya mendengarkan suara elite politik, tetapi juga suara publik yang disampaikan melalui media, pilar penting demokrasi.
Wawancara Terbuka: Sebuah Simbol Akuntabilitas dan Inklusivitas
MINDS mencatat bahwa jawaban Presiden Prabowo atas berbagai isu strategis, seperti pembaruan UU TNI 2025, demonstrasi publik, reformasi birokrasi, penegakan hukum, dan dinamika hubungan ekonomi luar negeri, menunjukkan pemahaman yang mendalam dan kehati-hatian dalam menjaga keseimbangan antara stabilitas negara dan prinsip-prinsip reformasi. Komitmen Presiden untuk tidak mengkhianati semangat reformasi juga menjadi poin penting yang perlu dicatat.
Fendi Hidayat juga menyoroti transparansi Presiden dalam membahas isu sensitif, seperti dwifungsi TNI dan penempatan personel militer di institusi sipil. Pembahasan terbuka ini membuka ruang dialog yang sehat. Sikap reflektif Presiden yang menilai kinerja 150 hari pertamanya dengan angka 6 dari 10 juga dipuji, menunjukkan sikap realistis dan komitmen untuk perbaikan berkelanjutan.
MINDS mengapresiasi langkah pemerintah dalam mendorong penegakan hukum yang lebih efektif, termasuk alokasi anggaran tambahan untuk kesejahteraan hakim dan percepatan proses legislasi. Kebijakan ini menunjukkan kesadaran akan pentingnya keadilan dan efisiensi tata kelola dalam negara hukum demokratis. Terkait kebijakan ekonomi global dan respons terhadap tekanan tarif dari Amerika Serikat, pendekatan diplomasi bilateral dan dalam kerangka ASEAN dinilai sebagai langkah strategis yang menunjukkan kematangan diplomasi ekonomi Indonesia.
Pentingnya Partisipasi Publik dan Keterbukaan Pemerintah
Dalam menghadapi geopolitik yang tidak pasti, Indonesia perlu bersikap tegas namun tetap terbuka terhadap dialog. Inisiatif seperti Danantara juga menunjukkan arah pembangunan jangka panjang yang inklusif dan berbasis keberlanjutan. MINDS mengajak seluruh elemen masyarakat sipil, akademisi, dan media untuk terus mengawal komitmen keterbukaan dan partisipasi publik yang telah ditunjukkan pemerintah.
Demokrasi, menurut Fendi, bukan sekadar momen, tetapi proses yang harus dijaga melalui konsistensi dan keberanian untuk terbuka terhadap evaluasi. Wawancara terbuka Presiden Prabowo dianggap sebagai titik awal yang baik dan perlu dikembangkan lebih lanjut dalam berbagai format komunikasi publik lainnya. Hal ini akan semakin memperkuat demokrasi deliberatif di Indonesia.
Wawancara tersebut menunjukkan komitmen Presiden Prabowo Subianto terhadap transparansi dan akuntabilitas publik. Dengan membuka diri terhadap kritik dan masukan, Presiden memberikan contoh kepemimpinan yang baik dan mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam proses pengambilan keputusan. Hal ini penting dalam menjaga dan memperkuat demokrasi di Indonesia.