Prabowo dan Keterbukaan Informasi: Apresiasi dan Masukan dari Pakar Komunikasi
Pakar komunikasi politik, Suko Widodo, mengapresiasi keterbukaan Prabowo Subianto dalam berdialog dengan media, namun menekankan pentingnya tim komunikasi yang mumpuni untuk mendukung transparansi tersebut.

Presiden RI Prabowo Subianto baru-baru ini melakukan pertemuan terbuka dengan awak media massa di Surabaya. Pertemuan ini mendapat apresiasi positif dari berbagai kalangan, termasuk Suko Widodo, pakar komunikasi politik dari Universitas Airlangga. Pertemuan tersebut dinilai sebagai langkah maju dalam hal keterbukaan informasi publik dan komunikasi yang efektif.
Menurut Suko, yang memberikan komentarnya pada Selasa lalu, sikap terbuka Prabowo dalam berdialog langsung dengan media mencerminkan kejujuran dan komitmen untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat secara langsung. Hal ini dianggap sebagai pendekatan komunikasi yang efektif dan sesuai dengan harapan publik, khususnya di era media sosial yang dinamis.
Pertemuan ini juga dinilai mampu mengubah persepsi publik yang selama ini mungkin memandang Prabowo sebagai sosok yang sulit diakses dan berkomunikasi secara langsung. Dengan dialog terbuka ini, Prabowo menunjukkan kesiapannya untuk berinteraksi dan menerima kritik, bahkan yang bersifat tajam sekalipun.
Apresiasi Terhadap Gaya Komunikasi Prabowo
Suko Widodo secara khusus mengapresiasi gaya komunikasi Prabowo yang dinilai cair dan dekat dengan media. Kemampuan Prabowo untuk menjawab pertanyaan secara spontan dan tanpa naskah menunjukkan kesiapannya untuk berhadapan dengan berbagai pertanyaan dan kritik dari awak media. "Beliau tampil langsung tanpa naskah dan menjawab pertanyaan secara spontan," ujar Suko. Hal ini menunjukkan kepercayaan diri dan kesiapan untuk menghadapi berbagai pertanyaan kritis.
Lebih lanjut, Suko menekankan bahwa Prabowo menunjukkan sikap yang siap dikritik dan tidak anti terhadap masukan, bahkan yang paling pahit sekalipun. "Itu menunjukkan bahwa Prabowo adalah sosok yang siap dikritik dan tidak anti terhadap masukan, bahkan yang paling pahit sekalipun," tegas Suko. Sikap ini dinilai penting dalam membangun komunikasi yang sehat dan produktif.
Namun, Suko juga mengingatkan pentingnya peran tim komunikasi yang mumpuni untuk mendukung pola komunikasi terbuka yang telah dicontohkan oleh Prabowo. Tim komunikasi yang efektif dapat menerjemahkan semangat transparansi tersebut ke dalam kebijakan dan strategi komunikasi yang lebih terukur dan efektif. "Tugas komunikasi publik bukan sekadar memanggungkan figur, melainkan menjelaskan kebijakan secara utuh dan jujur kepada publik," tambah Suko.
Masukan untuk Peningkatan Komunikasi Publik
Suko juga memberikan masukan penting terkait perlunya audit komunikasi publik secara rutin. Audit ini bertujuan untuk mengukur efektivitas komunikasi pemerintah dan memperbaiki pola komunikasi agar lebih sesuai dengan perkembangan media sosial yang sangat dinamis. Dengan melakukan evaluasi secara berkala, pemerintah dapat memastikan bahwa informasi publik tersampaikan dengan efektif dan efisien.
Selain itu, Suko menyarankan agar pimpinan daerah dapat belajar dari model dialogis yang dilakukan oleh Prabowo. Model komunikasi yang terbuka dan dialogis ini dinilai sangat penting dalam membangun kepercayaan publik dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan. Dengan demikian, komunikasi publik yang efektif dapat menjadi jembatan antara pemerintah dan masyarakat.
Sebagai penutup, Suko berharap agar model komunikasi terbuka seperti yang ditunjukkan Prabowo dapat menjadi contoh bagi para pemimpin lainnya. Keterbukaan dan kejujuran dalam menyampaikan informasi kepada publik merupakan kunci utama dalam membangun kepercayaan dan hubungan yang harmonis antara pemerintah dan rakyat.