Prabowo Instruksikan Permudah Perizinan Sektor Tekstil demi Dorong Pertumbuhan Ekonomi
Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan penyederhanaan perizinan sektor tekstil untuk menarik investasi dan meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global.

Presiden Prabowo Subianto telah menginstruksikan para menteri untuk menyederhanakan proses perizinan bagi investor di sektor tekstil dan produk tekstil. Hal ini disampaikan Menko Airlangga Hartarto setelah rapat kabinet dan Dewan Ekonomi Nasional (DEN) di Jakarta, Rabu (20/3). Instruksi ini dilatarbelakangi oleh kontribusi signifikan sektor tekstil terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dan potensi peningkatan investasi yang masih besar.
Menurut Menko Airlangga, masih banyak investor yang ingin masuk ke sektor tekstil dan produk tekstil. Oleh karena itu, penyederhanaan perizinan dinilai sangat penting untuk mendorong pertumbuhan investasi di sektor ini. Sektor tekstil dan garmen, menurutnya, menjadi penggerak utama perekonomian Indonesia, dengan nilai ekspor lebih dari US$2 miliar per tahun dan menyerap hampir empat juta tenaga kerja.
Pemerintah menyadari perlunya deregulasi untuk mempermudah perizinan bagi investor di sektor tekstil. "Kita harus terus melakukan deregulasi dan penyederhanaan birokrasi, termasuk mempermudah perizinan terkait analisis dampak lingkungan," ujar Menko Airlangga. Untuk mempercepat proses ini, pemerintah berencana membentuk sebuah satuan tugas khusus.
Penyederhanaan Perizinan dan Tantangan Sektor Tekstil
Dalam rapat tersebut, Presiden Prabowo juga menyoroti masalah impor tekstil ilegal dan ketersediaan bahan baku. Pemerintah juga tengah mengantisipasi langkah-langkah anti-dumping untuk memastikan produk tekstil Indonesia tetap kompetitif di pasar internasional. "Tekstil dan produk tekstil merupakan barang yang sangat kompetitif. Kita bersaing dengan Thailand dan Vietnam, bahkan Bangladesh," kata Menko Airlangga.
Meningkatnya investasi di sektor tekstil Indonesia pada tahun 2024 menunjukkan kepercayaan investor terhadap prospek industri tekstil Tanah Air. Investasi meningkat signifikan sebesar 31,1 persen menjadi Rp39,21 triliun (sekitar US$2,7 miliar) dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini disampaikan Direktur Industri Tekstil, Kulit, dan alas Kaki Kementerian Perindustrian, Rizky Aditya Wijaya. Peningkatan ini mencerminkan optimisme terhadap potensi pertumbuhan sektor ini.
Penyederhanaan perizinan diharapkan dapat menarik lebih banyak investasi asing dan domestik. Dengan demikian, sektor tekstil Indonesia dapat semakin berkembang dan berkontribusi lebih besar terhadap perekonomian nasional. Langkah ini juga sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan daya saing produk tekstil Indonesia di pasar global yang semakin kompetitif.
Selain penyederhanaan perizinan, pemerintah juga perlu memperhatikan ketersediaan bahan baku dan mengatasi masalah impor tekstil ilegal. Ketersediaan bahan baku yang cukup dan berkualitas akan mendukung peningkatan produksi dan daya saing produk tekstil Indonesia. Sementara itu, penindakan terhadap impor tekstil ilegal akan melindungi industri tekstil dalam negeri dari persaingan yang tidak sehat.
Upaya Pemerintah Meningkatkan Daya Saing Sektor Tekstil
- Penyederhanaan proses perizinan investasi.
- Deregulasi dan penyederhanaan birokrasi.
- Pembentukan satuan tugas untuk mempercepat proses perizinan.
- Mengatasi masalah impor tekstil ilegal.
- Menjamin ketersediaan bahan baku.
- Mengantisipasi langkah-langkah anti-dumping.
Dengan berbagai upaya tersebut, pemerintah berharap dapat mendorong pertumbuhan sektor tekstil dan meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global. Sektor tekstil yang kuat akan berkontribusi pada peningkatan ekonomi nasional dan penyerapan tenaga kerja.