Prabowo Desak Perizinan Tekstil Dipermudah, Dorong Investasi dan Ekspor
Presiden Prabowo Subianto mendorong penyederhanaan perizinan di sektor tekstil untuk menarik investor, mengingat kontribusi besar ekspor produk tekstil terhadap perekonomian Indonesia.

Presiden Prabowo Subianto telah menginstruksikan penyederhanaan proses perizinan di sektor tekstil. Hal ini bertujuan untuk mendorong investasi dan meningkatkan daya saing industri tekstil Indonesia di pasar global. Permintaan ini disampaikan setelah rapat terbatas yang membahas kontribusi signifikan sektor ini terhadap perekonomian nasional.
Rapat terbatas yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto dihadiri oleh sejumlah menteri dan Dewan Ekonomi Nasional (DEN). Menko Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyampaikan bahwa perbaikan perizinan menjadi krusial untuk menarik investor baru di sektor tekstil dan produk tekstil. Hal ini didasarkan pada potensi besar sektor ini yang telah terbukti mampu mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Ekspor produk apparel, termasuk pakaian jadi dan tekstil, telah menghasilkan devisa lebih dari 2 miliar dolar AS per tahun dan menyerap tenaga kerja hingga hampir 4 juta orang. Angka ini menunjukkan betapa pentingnya sektor tekstil bagi perekonomian Indonesia dan perlunya dukungan pemerintah untuk meningkatkan daya saingnya.
Perizinan Tekstil yang Lebih Sederhana: Kunci Peningkatan Investasi
Menurut Menko Airlangga, perizinan yang rumit menjadi hambatan bagi investor yang ingin masuk ke sektor tekstil. Oleh karena itu, pemerintah berencana membentuk satgas percepatan deregulasi dan kemudahan perizinan untuk mengatasi masalah ini. Langkah ini diharapkan dapat memangkas birokrasi dan mempercepat proses perizinan bagi para investor.
Pembentukan satgas ini merupakan respons langsung atas instruksi Presiden Prabowo Subianto. Satgas tersebut akan fokus pada deregulasi, debirokratisasi, dan penyederhanaan perizinan, termasuk terkait dengan analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL). Dengan demikian, diharapkan proses perizinan dapat berjalan lebih efisien dan efektif.
Pemerintah menyadari pentingnya menciptakan iklim investasi yang kondusif di sektor tekstil. Penyederhanaan perizinan ini diharapkan dapat menarik lebih banyak investasi asing dan domestik, sehingga dapat meningkatkan kapasitas produksi dan daya saing industri tekstil Indonesia.
Selain penyederhanaan perizinan, pemerintah juga akan fokus pada penanganan impor tekstil ilegal dan memastikan ketersediaan bahan baku yang cukup untuk industri tekstil dalam negeri.
Menjaga Daya Saing di Pasar Internasional
Presiden Prabowo Subianto juga menekankan pentingnya menjaga daya saing produk tekstil Indonesia di pasar internasional. Hal ini mengingat persaingan yang ketat dengan negara-negara produsen tekstil lain seperti Thailand, Vietnam, dan Bangladesh.
Pemerintah akan mengambil langkah-langkah untuk menghadapi tindakan anti dumping dari negara lain. Langkah ini penting untuk melindungi industri tekstil dalam negeri dan memastikan produk Indonesia tetap kompetitif di pasar global. Pemerintah berkomitmen untuk terus mendukung industri tekstil agar dapat bersaing dan berkembang.
Rapat terbatas tersebut juga dihadiri oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani, Ketua DEN Luhut Binsar Pandjaitan, Wakil Ketua DEN Mari Elka Pangestu, serta anggota DEN Chatib Basri dan Arief Anshory Yusuf. Kehadiran para tokoh kunci ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk mengatasi tantangan dan memajukan sektor tekstil Indonesia.
Dengan adanya penyederhanaan perizinan dan berbagai upaya lain yang dilakukan pemerintah, diharapkan industri tekstil Indonesia dapat semakin berkembang dan berkontribusi lebih besar terhadap perekonomian nasional. Langkah ini juga akan membuka lapangan kerja baru dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.