Prabowo Resmikan Proyek Kelistrikan 3,2 GW: Warisan Jokowi untuk Indonesia
Presiden Prabowo meresmikan 37 proyek infrastruktur kelistrikan berkapasitas 3,2 GW di 18 provinsi, menyebutnya sebagai bagian dari keberhasilan pemerintahan Presiden Jokowi dalam mencapai swasembada energi.

Presiden Prabowo Subianto baru-baru ini meresmikan 37 proyek infrastruktur ketenagalistrikan di 18 provinsi dengan total kapasitas 3,2 gigawatt (GW). Peresmian yang bertempat di PLTA Jatigede, Sumedang, Jawa Barat ini, menurut Presiden Prabowo, merupakan bagian dari kerja keras pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Dalam sambutannya, Presiden Prabowo menekankan bahwa keberhasilan proyek ini adalah hasil kerja keras seluruh bangsa Indonesia, berbagai instansi, dan pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi. Proyek ini sejalan dengan visi pemerintah untuk mencapai swasembada energi. Peresmian tersebut, kata Presiden Prabowo, merupakan suatu kehormatan besar baginya.
Presiden Prabowo bahkan menyebut proyek kelistrikan ini sebagai salah satu yang terbesar di dunia, tersebar di 37 titik di 18 provinsi. Beliau juga mengungkapkan rasa bangga dan beruntung karena peresmian ini bertepatan dengan bulan ketiga masa jabatannya sebagai Presiden ke-8 RI, tepatnya tiga bulan setelah pelantikan pada 20 Oktober 2024.
Lebih lanjut, Presiden Prabowo memberikan apresiasi kepada semua pihak yang terlibat dalam proyek ini. Beliau optimistis, dalam lima tahun pemerintahannya, Indonesia akan memiliki jaringan listrik yang menjangkau seluruh dusun. Hal ini sejalan dengan harapannya agar Indonesia dapat mengurangi, bahkan menghilangkan ketergantungan impor bahan bakar minyak, sebagai bagian dari transisi energi menuju energi terbarukan.
Salah satu proyek yang diresmikan, PLTA Jatigede (2x55 MW), telah dimulai sejak era Presiden Soekarno (1963) dan peletakan batu pertama dilakukan pada masa pemerintahan Presiden Jokowi (2015). Proyek kelistrikan yang diresmikan mencakup pembangkit, transmisi, dan gardu induk di berbagai wilayah Indonesia, termasuk Aceh, Sumatera Utara, Bangka Belitung, Sumatera Selatan, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, dan IKN.
Dengan total kapasitas 3,2 GW, proyek ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam meningkatkan akses energi dan mendorong pengembangan energi terbarukan di Indonesia. Keberhasilan ini merupakan warisan berharga dari pemerintahan sebelumnya dan menjadi landasan bagi pengembangan infrastruktur kelistrikan di masa mendatang. Pemerintah terus berkomitmen untuk mewujudkan swasembada energi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui akses energi yang merata.
Keberhasilan proyek ini juga menjadi bukti nyata sinergi antara pemerintah dan berbagai pihak terkait. Kerja sama yang baik dan terkoordinir antara berbagai instansi, lembaga, dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan dalam menyelesaikan proyek infrastruktur berskala besar seperti ini. Hal ini menunjukkan pentingnya kolaborasi untuk mencapai tujuan pembangunan nasional.