Premanisme Ormas Rugikan Investasi Kawasan Industri hingga Ratusan Triliun Rupiah
Himpunan Kawasan Industri (HKI) Indonesia melaporkan kerugian ratusan triliun rupiah akibat pembatalan dan keluarnya investasi dari kawasan industri karena aksi premanisme organisasi kemasyarakatan (ormas).

Jakarta, 6 Februari 2024 - Aksi premanisme yang dilakukan oleh organisasi kemasyarakatan (ormas) telah menimbulkan kerugian besar bagi investasi di kawasan industri Indonesia. Himpunan Kawasan Industri (HKI) melaporkan kerugian mencapai ratusan triliun rupiah akibat investasi yang batal dan penarikan investasi dari sejumlah kawasan industri.
Ketua Umum HKI, Sanny Iskandar, mengungkapkan hal tersebut usai dialog optimalisasi kawasan industri di Jakarta. Menurutnya, perhitungan kerugian tersebut tidak hanya mencakup investasi yang sudah keluar, tetapi juga investasi baru yang batal masuk akibat situasi keamanan yang tidak kondusif. "Kalau dihitung semuanya, 'ngitungnya bukan cuma yang keluar, tapi yang nggak jadi masuk juga. Itu bisa ratusan triliun rupiah," ujar Sanny.
Ancaman terhadap Investasi dan Keamanan
Ormas-ormas tersebut kerap mengganggu keamanan dan ketertiban di kawasan industri dengan melakukan demonstrasi dan berbagai aksi intimidasi. Modus operandi yang digunakan biasanya berupa permintaan untuk dilibatkan dalam proses pembangunan atau aktivitas pabrik. "Yang mereka inginkan adalah agar semua hal yang berkaitan dengan pabrik, mulai dari transportasi, katering, hingga pembelian material dan perluasan pabrik, diserahkan kepada mereka," jelas Sanny.
Situasi ini telah membuat sejumlah investor khawatir dan memilih untuk menarik investasi mereka. Beberapa investor bahkan telah mengirimkan surat langsung kepada Presiden terkait masalah ini. "Beberapa investor akhirnya menulis surat langsung ke Presiden," ungkap Sanny.
Wilayah Terdampak dan Tuntutan Keamanan
Kawasan industri di Bekasi, Karawang, Jawa Timur, dan Batam menjadi wilayah yang paling sering terdampak aksi premanisme ormas. Aksi-aksi tersebut menyebabkan terganggunya operasional pabrik, mulai dari kesulitan keluar-masuknya barang dan bahan baku hingga penyegelan pabrik secara paksa.
Sanny mencontohkan, "Modusnya memang begitu, mereka melakukan unjuk rasa dan segala macam untuk menutup kawasan. Sehingga pabrik-pabrik itu nggak bisa keluar, barang-barang nggak bisa masuk, bahan baku nggak bisa masuk, barang jadi nggak bisa keluar." Ia juga menunjukkan bukti foto penyegelan pabrik oleh ormas yang berpakaian loreng, bukan oleh pihak kepolisian.
HKI meminta pemerintah untuk memberikan jaminan keamanan yang lebih baik di kawasan industri, mengingat beberapa kawasan industri merupakan objek vital nasional. Ketidakpastian keamanan ini jelas menghambat pertumbuhan ekonomi dan investasi di Indonesia.
Kesimpulan
Premanisme ormas telah menimbulkan kerugian ekonomi yang sangat signifikan bagi Indonesia. Kerugian ratusan triliun rupiah akibat pembatalan dan penarikan investasi menjadi bukti nyata dampak negatif dari aksi-aksi tersebut. Pemerintah perlu mengambil langkah tegas untuk menciptakan iklim investasi yang aman dan kondusif, sehingga dapat menarik investasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Perlindungan terhadap kawasan industri sebagai objek vital nasional juga menjadi hal yang krusial untuk diperhatikan.