Presiden Apresiasi Penanganan Cepat Insiden MBG di Sukoharjo
Presiden Prabowo Subianto memberikan apresiasi atas penanganan cepat insiden keracunan makanan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) di sebuah SD di Sukoharjo, Jawa Tengah, yang ditangani oleh Badan Gizi Nasional (BGN).

Presiden Prabowo Subianto memberikan apresiasi atas respon cepat pemerintah daerah dalam menangani insiden Makan Bergizi Gratis (MBG) di sebuah Sekolah Dasar (SD) di Sukoharjo, Jawa Tengah. Kejadian ini melibatkan sekitar 40 siswa yang mengalami mual dan muntah setelah mengonsumsi ayam goreng yang diduga kurang matang pada Kamis, 16 Januari 2024.
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Prof. Dadan Hindayana, menyampaikan apresiasi Presiden tersebut dalam jumpa pers usai rapat evaluasi MBG di Istana Kepresidenan, Jakarta. Menurut Prof. Dadan, Presiden mengakui bahwa insiden seperti ini mungkin terjadi, namun kecepatan penanganan menjadi poin penting. BGN sendiri menekankan pentingnya setiap Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) untuk selalu menjalankan standar prosedur operasional (SOP) yang sudah ditetapkan, khususnya dalam menangani potensi keracunan makanan.
Dalam program MBG, BGN memfokuskan pada tiga aspek utama: pemenuhan kalori sesuai tahapan perkembangan anak, komposisi gizi seimbang, dan aspek keamanan pangan (food safety). Hal ini ditekankan untuk memastikan program berjalan efektif dan aman. Tidak semua pihak bisa menjalankan program ini; dibutuhkan petugas yang responsif dan mampu bertindak cepat.
Prof. Dadan menjelaskan bahwa insiden di Sukoharjo merupakan murni kesalahan teknis, bukan kesengajaan. Setelah muncul gejala mual dan muntah pada sejumlah siswa, SPPG setempat langsung menarik sekitar 2.400 porsi makanan yang telah diedarkan. Makanan tersebut kemudian diganti dengan telur. Ke-40 siswa yang terdampak langsung mendapatkan penanganan medis dari Puskesmas dan telah dinyatakan sembuh, kembali bersekolah, dan mendapatkan makanan pendamping dari petugas Puskesmas.
Lebih lanjut, Prof. Dadan menjelaskan bahwa meskipun insiden ini terjadi, Presiden tetap mengapresiasi kecepatan dan kesigapan dalam penanganannya. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk memastikan keamanan dan keberlangsungan program MBG.
Program MBG sendiri bertujuan untuk meningkatkan gizi anak-anak sekolah. Kejadian di Sukoharjo menjadi pengingat pentingnya pengawasan ketat dan kepatuhan terhadap SOP dalam pelaksanaan program ini. Dengan pembelajaran dari insiden ini, diharapkan program MBG dapat terus berjalan dengan lebih aman dan efektif.
Kejadian di Sukoharjo menekankan pentingnya pengawasan yang ketat dan pelatihan yang memadai bagi petugas SPPG dalam menjalankan program MBG. Dengan demikian, kejadian serupa dapat diminimalisir dan terjaminnya kesehatan para siswa penerima manfaat program.