Produksi Tahu di Banda Aceh Melonjak Dua Kali Lipat di Awal Ramadhan
Perajin tahu di Banda Aceh meningkatkan produksi hingga dua kali lipat di awal Ramadhan 2025 untuk memenuhi peningkatan permintaan, meskipun harga tetap stabil.

Banda Aceh, 2 Maret 2025 (ANTARA) - Menjelang dan di awal Ramadhan 1446 Hijriah atau tahun 2025 Masehi, para perajin tahu di Kota Banda Aceh dan sekitarnya mengalami peningkatan permintaan yang signifikan. Hal ini mendorong mereka untuk meningkatkan produksi hingga dua kali lipat. Peningkatan produksi ini terjadi terutama di 10 hari pertama Ramadhan, sebelum masyarakat beralih fokus pada persiapan Lebaran.
Menurut Sekretaris Asosiasi Tahu Tempe Aceh, Mulizar, peningkatan produksi ini terlihat jelas dari kebutuhan bahan baku. Jika biasanya hanya membutuhkan 400-500 kilogram kedelai per hari, di awal Ramadhan ini kebutuhannya melonjak hingga satu ton per hari. Dari satu ton kedelai tersebut, para perajin mampu menghasilkan sekitar 450 papan atau lempeng tahu.
Mulizar menambahkan bahwa pasokan kedelai didatangkan dari Medan, Sumatera Utara. Kedelai yang digunakan merupakan impor dengan harga Rp9.800 per kilogram, harga yang relatif stabil dalam beberapa pekan terakhir. "Ada peningkatan produksi tahu hingga dua kali lipat di awal hingga 10 hari pertama Ramadhan. Selanjutnya, produksi diperkirakan normal hingga akhir Ramadhan," jelas Mulizar.
Peningkatan Produksi dan Pasokan Kedelai
Untuk memenuhi permintaan yang meningkat tajam di awal Ramadhan ini, para perajin tahu telah mempersiapkan pasokan kedelai yang cukup. Mulizar, yang juga pemilik usaha tahu Timbul Jaya di Banda Aceh, menyebutkan bahwa mereka telah memesan 10 ton kedelai. Jumlah ini diyakini cukup untuk memenuhi kebutuhan produksi selama 10 hari pertama Ramadhan. Proses pengadaan kedelai ini menjadi kunci dalam memastikan ketersediaan tahu bagi masyarakat.
Meskipun permintaan meningkat drastis, Mulizar memastikan bahwa harga jual tahu tetap stabil. Harga tahu tetap dibanderol Rp45 per lempeng, dengan setiap lempeng berisi 21 potong tahu ukuran standar. Hal ini menunjukkan komitmen para perajin untuk tetap menjaga daya beli masyarakat, meskipun menghadapi peningkatan biaya produksi.
Stabilitas harga ini menjadi kabar baik bagi masyarakat Banda Aceh. Mereka dapat menikmati hidangan tahu tanpa harus khawatir dengan kenaikan harga yang signifikan di bulan Ramadhan. Langkah para perajin dalam mengelola produksi dan pasokan kedelai menunjukkan kepedulian mereka terhadap kebutuhan masyarakat.
Harga Tetap Stabil Meskipun Permintaan Meningkat
Menariknya, meskipun permintaan tahu meningkat pesat, harga jualnya tetap stabil. Mulizar menjelaskan bahwa harga tetap dijaga di angka Rp45 per lempeng. Hal ini menunjukkan komitmen para perajin untuk tidak memanfaatkan momen Ramadhan untuk menaikkan harga. "Harga tetap seperti biasa, tidak ada kenaikan, walau permintaan meningkat. Permintaan meningkat ini biasa setiap awal bulan puasa dan kembali normal mulai pertengahan Ramadhan nanti," ungkap Mulizar.
Keputusan untuk mempertahankan harga jual ini patut diapresiasi. Di tengah peningkatan biaya produksi akibat lonjakan permintaan kedelai, para perajin tetap memprioritaskan akses masyarakat terhadap makanan pokok ini. Hal ini menunjukkan rasa tanggung jawab sosial mereka terhadap masyarakat Banda Aceh.
Dengan pasokan kedelai yang cukup dan harga yang stabil, masyarakat Banda Aceh dapat menikmati hidangan tahu selama Ramadhan tanpa khawatir akan kelangkaan atau kenaikan harga yang memberatkan. Peningkatan produksi ini menjadi bukti nyata dari kerja keras dan dedikasi para perajin tahu dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
Keberhasilan menjaga stabilitas harga di tengah peningkatan permintaan menjadi contoh yang baik bagi sektor usaha lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa dengan perencanaan yang matang dan manajemen yang baik, sektor usaha kecil menengah (UKM) dapat tetap berkontribusi positif bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat, terutama di momen-momen penting seperti bulan Ramadhan.