Ratusan Hektare Sawah di Trenggalek dan Tulungagung Terancam Puso Akibat Serangan Hama Wereng
Serangan hama wereng cokelat masif melanda ratusan hektare sawah di Trenggalek dan Tulungagung, mengancam gagal panen dan membuat petani kewalahan.

Ratusan hektare lahan pertanian padi di wilayah perbatasan Kabupaten Trenggalek dan Tulungagung, Jawa Timur, kini menghadapi ancaman serius. Serangan hama wereng cokelat (Nilapavarta lugens) yang masif menyebabkan banyak petani terancam gagal panen. Tanaman padi mereka menunjukkan gejala kerusakan parah dan mengering di sejumlah lokasi.
Pantauan di lapangan menunjukkan bahwa sebagian besar tanaman padi di Kecamatan Durenan, Trenggalek, dan Kecamatan Pakel, Tulungagung, telah rusak. Kondisi ini membuat para petani mengeluh dan bingung mencari solusi. Mereka telah berupaya melakukan penanganan dengan menyemprotkan pestisida, namun hasilnya tidak memuaskan.
Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran besar akan kerugian ekonomi bagi petani. Potensi puso atau gagal panen total semakin nyata di beberapa area. Petani dihadapkan pada situasi sulit karena hama wereng musim ini menunjukkan resistensi tinggi terhadap obat-obatan pembasmi hama.
Dampak Luas Serangan Hama Wereng di Trenggalek
Camat Durenan, Ahmad Zuhdan, mengungkapkan bahwa total luasan sawah yang terdampak di wilayahnya mencapai 238 hektare. Area ini tersebar di 12 desa yang berbeda. Serangan hama wereng terjadi dengan intensitas yang bervariasi, mulai dari kategori ringan hingga berat di setiap desa.
Dua desa yang paling parah terdampak adalah Desa Pandesaan dengan luasan 35 hektare dan Desa Malasan seluas 30 hektare. Selain itu, 10 desa lain juga turut merasakan dampak serangan wereng ini. Desa-desa tersebut meliputi Kendalrejo (25 hektare), Durenan (20 hektare), Ngadisuko (25 hektare), Karanganom (20 hektare), Sumbergayam (20 hektare), Baruharjo (20 hektare), Pakis (15 hektare), Panggungsari (10 hektare), Kamulan (8 hektare), dan Semarum (10 hektare).
Zuhdan menjelaskan bahwa gejala serangan hama wereng sudah tampak jelas pada tanaman padi. Tanaman mulai menguning, batangnya melemah, dan bulir padi tidak berkembang sempurna. Sejumlah lahan bahkan sudah menunjukkan potensi puso, yang berarti gagal panen total.
Kewalahan Petani Hadapi Hama Wereng Kebal Obat
Kondisi serupa, bahkan tidak kalah parah, terpantau di Desa Kendal, Kecamatan Pakel, Tulungagung, dan sekitarnya. Sebagian besar tanaman padi di sana terlihat sudah rusak dan kering. Sebagian lainnya tumbuh tidak normal, memaksa petani untuk bekerja lebih ekstra dalam penanganan hama.
Muali, seorang petani di Desa Kendal, mengungkapkan frustrasinya. Ia menyebut bahwa wereng musim ini kebal terhadap obat hama. "Ini sudah disemprot 12 kali tapi werengnya tetap ada bahkan makin banyak," keluhnya. Muali bahkan mencoba metode alternatif dengan menaburkan pasir yang dicampur solar, berharap dapat mengusir hama wereng.
Petani bersama petugas terkait telah melakukan berbagai upaya pengendalian, termasuk penyemprotan insektisida. Metode penyemprotan dilakukan secara manual maupun menggunakan drone di wilayah yang paling terdampak. Namun, serangan hama wereng yang masif membuat sebagian petani kewalahan.
Beberapa area sawah yang sudah mengering pun menjadi sulit ditangani secara efektif. Hama ini menyebar sangat cepat dan sulit dikendalikan. Terutama di lahan yang sudah mengalami kekeringan, penyebaran hama wereng menjadi semakin tidak terkendali.