Ratusan Pengusaha Agro Karibia Ikuti Pelatihan di Kampus Kemenperin
Politeknik ATI Padang, kampus vokasi Kemenperin, melatih ratusan pengusaha agro dari berbagai negara Karibia dalam pengolahan mangga dan pisang untuk meningkatkan kompetensi dan perekonomian.

Jakarta, 8 Mei 2025 - Politeknik ATI Padang, sebuah unit pendidikan vokasi Kementerian Perindustrian (Kemenperin), telah menyelenggarakan pelatihan pengolahan mangga dan pisang bagi ratusan pengusaha dari kawasan Karibia. Kerja sama antara Kemenperin, Non-Aligned Movement Centre for South-South and Triangular Cooperation (NAM CSSTC), dan Kementerian Luar Negeri RI (Kemlu) menjadi kunci keberhasilan program pelatihan ini yang bertujuan meningkatkan kompetensi industri agro di kawasan tersebut. Pelatihan ini dilaksanakan pada tahun 2025.
Program pelatihan ini melibatkan 275 peserta terpilih dari 553 pendaftar. Peserta berasal dari berbagai negara di kawasan Karibia, termasuk St. Lucia, Guyana, Antigua, Barbados, Bahamas, Belize, Cuba, Grenada, Jamaica, St. Kitts and Nevis, St. Vincent and Grenadines, Tobago, Trinidad, dan Suriname. Pelatihan ini difokuskan pada peningkatan keterampilan pengolahan mangga dan pisang menjadi produk-produk bernilai tambah tinggi.
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin, Masrokhan, menekankan pentingnya pelatihan ini. "Politeknik ATI Padang, dengan spesialisasinya di industri agro, memiliki pengalaman luas dalam pengembangan produk makanan dan minuman bernilai tambah. Kami percaya Politeknik ini mampu meningkatkan kompetensi para pengusaha dari Karibia," ujarnya di Jakarta.
Meningkatkan Kompetensi Pengusaha Agro Karibia
Pelatihan yang diselenggarakan di Politeknik ATI Padang ini memberikan pembelajaran praktis kepada para peserta. Mereka dilatih untuk memproduksi berbagai produk olahan mangga dan pisang, seperti dried mango, mango jelly, smoked banana, dan banana chips. Produk-produk ini dipilih karena memiliki potensi pasar yang tinggi.
Direktur Amerika II Kemlu, Riris Wusananingdyah, menyatakan tingginya animo dari para pelaku industri di Karibia. "Partisipasi sebanyak 275 peserta menunjukkan antusiasme yang tinggi dan menjanjikan kolaborasi yang lebih baik di masa depan," katanya. Hal ini menunjukkan kesuksesan program pengembangan kapasitas ini dalam menarik minat para pengusaha di wilayah tersebut.
Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan Vokasi Industri (PPPVI) Kemenperin, Wulan Aprilianti Permatasari, menambahkan bahwa pelatihan ini juga memberikan kesempatan bagi dosen Politeknik ATI Padang untuk berbagi keahlian dan praktik terbaiknya di kancah internasional. Hal ini diharapkan dapat memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat pelatihan industri agro di kawasan regional.
Kerjasama Internasional untuk Pembangunan Berkelanjutan
Diar Nurbintoro, Direktur NAM CSSTC, menjelaskan bahwa pendanaan pelatihan ini berasal dari NAM CSSTC. Sebagai organisasi antar pemerintah, NAM CSSTC berperan penting dalam menyelenggarakan berbagai agenda internasional untuk pembangunan berkelanjutan. "Program ini merupakan bagian dari komitmen kami untuk berbagi pengetahuan dan membangun jembatan antar negara di belahan dunia selatan," kata Diar.
Pelatihan ini sejalan dengan komitmen Indonesia dalam mendorong kerjasama internasional di bidang pengembangan kapasitas. Kemenperin, melalui Politeknik ATI Padang, berperan aktif dalam memfasilitasi peningkatan kompetensi tenaga kerja di negara-negara berkembang.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita juga turut memberikan komentar. Beliau menyatakan bahwa industri agro merupakan sektor strategis yang menopang perekonomian nasional. Pada tahun 2024, industri agro tumbuh hingga 5,20 persen dan berkontribusi sebesar 8,89 persen terhadap PDB nasional. Sektor ini menyerap lebih dari 9,37 juta tenaga kerja dan memberikan andil 51,81 persen pada PDB industri pengolahan nonmigas.
Dengan pelatihan ini, diharapkan para pengusaha agro dari Karibia dapat meningkatkan produktivitas dan daya saing produknya di pasar internasional. Hal ini akan berkontribusi pada peningkatan perekonomian negara-negara di kawasan Karibia serta memperkuat kerjasama Indonesia dengan negara-negara tersebut.