RS Ruslan Mataram Antisipasi Lonjakan Pasien Pasca Libur Lebaran
RS Ruslan Mataram menyiapkan langkah antisipasi lonjakan pasien setelah libur panjang Idul Fitri 2025 dengan membuka poliklinik sore dan memaksimalkan sistem pendaftaran daring.

Rumah Sakit (RS) Ruslan Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), bersiap menghadapi lonjakan pasien pada hari pertama masuk kerja setelah libur panjang Idul Fitri 1446 Hijriah/2025. Direktur Utama RS Ruslan Kota Mataram, Eka Nurhayati, mengumumkan langkah antisipasi yang diambil untuk mengatasi hal tersebut. Antisipasi ini dilakukan karena diperkirakan akan terjadi peningkatan signifikan jumlah kunjungan pasien, terutama di poliklinik.
Langkah utama yang dilakukan adalah mengoptimalkan layanan poliklinik sore. Dengan strategi ini, RS Ruslan Mataram berupaya memaksimalkan tenaga medis yang tersedia tanpa perlu menambah jumlah personel. Sistem ini memungkinkan pasien yang tidak terlayani pada hari yang sama untuk mendapatkan pelayanan pada hari berikutnya sesuai antrean.
Selain itu, RS Ruslan Mataram juga memanfaatkan sistem pendaftaran daring. Sistem ini dinilai efektif dalam mengatur jadwal layanan dan memastikan pasien datang sesuai waktu yang telah ditentukan. Hal ini diharapkan dapat mengurangi penumpukan pasien dan meningkatkan efisiensi pelayanan.
Antisipasi Lonjakan Pasien di RS Ruslan Mataram
Direktur Utama RS Ruslan Kota Mataram, Eka Nurhayati, menekankan pentingnya kesiapsiagaan seluruh staf. "Petugas besok pagi tidak boleh ada yang libur, semua harus masuk karena pada hari pertama setelah libur panjang akan terjadi lonjakan tingkat kunjungan, terutama di poliklinik," tegasnya. Beliau juga menjelaskan bahwa lonjakan pasien pada hari pertama setelah libur panjang merupakan hal yang sudah diperkirakan dan menjadi pengalaman rutin setiap tahunnya.
Berdasarkan data tahun-tahun sebelumnya, RS Ruslan Mataram memperkirakan jumlah kunjungan pasien akan meningkat drastis. Biasanya, pada hari pertama kerja setelah libur panjang, jumlah pasien mencapai 1.200-1.300 orang, jauh lebih tinggi dibandingkan hari-hari biasa yang berkisar 900-1.000 orang. Antisipasi ini penting untuk memastikan pelayanan kesehatan tetap optimal dan terkendali.
Eka Nurhayati menambahkan bahwa keluhan pasien yang umum terjadi setelah Idul Fitri antara lain nyeri ulu hati, maag, demam, batuk, flu, dan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Kondisi ini seringkali dikaitkan dengan perubahan pola makan dan aktivitas selama bulan Ramadhan dan setelah Lebaran. Banyak masyarakat mengonsumsi makanan bersantan dan pedas dalam jumlah berlebihan selama Lebaran.
Oleh karena itu, Eka Nurhayati mengimbau masyarakat untuk kembali menjaga pola makan sehat setelah libur Lebaran. "Karena itu mari kembali jaga pola makan untuk hidup sehat," pesannya.
Layanan Selama Libur Idul Fitri
Eka Nurhayati juga memberikan informasi mengenai layanan RS Ruslan Mataram selama libur dan cuti bersama Idul Fitri 2025. Ia melaporkan bahwa layanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) yang beroperasi 24 jam telah berjalan dengan baik dan mampu menangani semua kasus yang masuk selama periode tersebut. Hal ini menunjukkan kesiapan RS Ruslan Mataram dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat meskipun di tengah libur panjang.
Dengan berbagai strategi yang telah disiapkan, RS Ruslan Mataram berupaya memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi masyarakat Kota Mataram dan sekitarnya, terutama dalam menghadapi lonjakan pasien pasca libur panjang Idul Fitri. Pemanfaatan teknologi dan sumber daya yang ada diharapkan dapat meminimalisir dampak lonjakan pasien dan memastikan semua pasien mendapatkan pelayanan yang optimal.
Sistem pendaftaran daring, selain memudahkan pasien, juga membantu pihak rumah sakit dalam mengatur alur pasien dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya. Dengan demikian, pelayanan yang diberikan dapat lebih terencana dan efisien, sehingga pasien tidak perlu menunggu terlalu lama.
Dengan adanya antisipasi ini, diharapkan masyarakat dapat merasa tenang dan nyaman dalam mengakses layanan kesehatan di RS Ruslan Mataram, meskipun pada masa-masa puncak kunjungan pasien.