Rumah BUMN Rembang Dorong UMKM Naik Kelas Lewat Pelatihan dan Pemasaran
Rumah BUMN Rembang, diinisiasi SIG, sukses bantu 173 UMKM lokal tingkatkan penjualan lewat pelatihan dan pemasaran produk, khususnya selama Ramadan dan Lebaran.

Rumah BUMN Kabupaten Rembang (RB Rembang) yang dikelola oleh Semen Indonesia Group (SIG) dan anak usahanya, PT Semen Gresik, telah berhasil membantu peningkatan daya saing Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Rembang. Bantuan tersebut diberikan melalui pelatihan dan fasilitasi pemasaran produk-produk UMKM lokal. Program ini terbukti efektif meningkatkan penjualan UMKM, terutama selama Ramadhan dan Lebaran tahun 2025 lalu.
Selama periode 31 Maret hingga 1 April 2025, sebanyak 173 UMKM binaan RB Rembang berpartisipasi dalam program pemasaran hampers. Produk-produk mereka, yang meliputi makanan, minuman, fesyen, batik, dan kerajinan tangan, dipasarkan melalui Galeri RB Rembang dan platform daring seperti WhatsApp serta e-commerce milik RB Rembang. Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni, menyatakan bahwa seluruh produk telah melalui proses kurasi ketat untuk menjamin mutu dan kapasitas produksi yang sesuai dengan permintaan pasar.
Keberhasilan program ini mendapat sambutan positif dari masyarakat, terlihat dari tingginya jumlah pesanan. "Alhamdulillah, program tahunan ini selalu mendapat sambutan positif yang terlihat dari jumlah pesanan masyarakat. Ini menjadi motivasi bagi SIG untuk menciptakan program-program lain yang lebih kreatif dan inovatif untuk mendongkrak penjualan produk UMKM, serta dengan dukungan yang berkelanjutan, menjadikan UMKM sebagai tulang punggung ekonomi daerah," ujar Vita Mahreyni dalam keterangan resminya.
Dampak Positif bagi UMKM Lokal
Salah satu UMKM yang merasakan dampak positif program ini adalah Keriyes, usaha makanan ringan milik Widya Wijaya. Produk-produk Keriyes, seperti krispi teri nasi, krispi cumi, rengginang ketawa, krispi rumput laut, dan amplang bandeng, menjadi produk terlaris selama program tersebut. Widya mengaku berhasil menjual produknya hingga sekitar Rp5,5 juta selama periode Ramadhan dan Lebaran.
"Saya bisa menjual produk Keriyes hingga sekitar Rp5,5 juta. Alhamdulillah, cukup membantu penjualan di momen jelang Idulfitri kemarin," ungkap Widya Wijaya. Ia juga menambahkan bahwa dukungan RB Rembang sangat signifikan bagi perkembangan usahanya, tidak hanya dalam hal pendampingan dan pelatihan, tetapi juga kesempatan untuk studi banding ke Rumah BUMN lain dan partisipasi dalam pameran, seperti Bazar UMKM di Sarinah pada tahun 2023.
"Peran RB Rembang cukup signifikan dalam pengembangan Keriyes. Selain pendampingan dan pelatihan, masih ada studi banding ke RB lain. Sehingga bisa meningkatkan daya saing, akses pasar dan penjualan juga semakin luas. Kami juga berkesempatan ikut serta dalam pameran seperti Bazar UMKM di Sarinah pada tahun 2023 lalu," tambah Widya.
Keberhasilan Keriyes mencerminkan dampak positif program Rumah BUMN Rembang bagi UMKM lokal. Program ini tidak hanya meningkatkan penjualan, tetapi juga memberikan akses ke pelatihan, studi banding, dan kesempatan mengikuti pameran, sehingga daya saing UMKM semakin meningkat.
Rumah BUMN: Wadah Pengembangan UMKM
Rumah BUMN merupakan wadah kolaboratif yang memberikan dukungan komprehensif bagi UMKM. Selain pelatihan dan pendampingan, Rumah BUMN juga memfasilitasi kolaborasi dengan berbagai pihak untuk meningkatkan bisnis UMKM. Hal ini terbukti efektif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan memberdayakan UMKM sebagai tulang punggung perekonomian daerah.
Program-program yang ditawarkan oleh Rumah BUMN Rembang, seperti pemasaran hampers selama Ramadhan dan Lebaran, merupakan contoh nyata bagaimana inisiatif ini dapat secara efektif meningkatkan penjualan dan daya saing UMKM. Dengan dukungan berkelanjutan dari berbagai pihak, termasuk SIG, diharapkan semakin banyak UMKM di Rembang yang dapat berkembang dan berkontribusi pada perekonomian daerah.
Keberhasilan program ini menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi antara sektor swasta dan UMKM dapat menghasilkan dampak yang signifikan bagi pertumbuhan ekonomi lokal. Model kemitraan seperti ini patut diapresiasi dan dapat diadopsi di daerah lain untuk mendorong kemajuan UMKM di Indonesia.