Rupiah Berpotensi Menguat, Tapi Risiko Pelemahan Masih Ada
Nilai tukar rupiah hari ini berpotensi menguat, didorong sentimen positif dari pasar regional dan AS, meskipun potensi pelemahan masih ada karena pidato Trump.
Nilai tukar rupiah dibuka menguat 19 poin (0,11 persen) pada Senin, 20 Januari, berada di level Rp16.361 per dolar AS. Namun, analis pasar uang Ariston Tjendra memperingatkan potensi pelemahan di kemudian hari.
Penguatan rupiah pagi ini dipengaruhi beberapa faktor. Salah satunya adalah sentimen positif dari pasar regional dan AS, dengan indeks saham utama seperti Nikkei, Hangseng, dan Kospi menunjukkan tren positif. Pasar AS juga terlihat optimis. Hal ini memberikan dampak positif terhadap nilai tukar regional, termasuk rupiah.
Ariston menjelaskan, pengaruh positif ini juga terkait dengan data produksi industri dan manufaktur AS bulan Desember 2024 yang menunjukkan pertumbuhan lebih baik dari bulan sebelumnya. Pertumbuhan mencapai 0,9 persen month to month (MoM), naik dari 0,2 persen MoM di bulan sebelumnya, dan 0,6 persen MoM dibandingkan November 2024 (0,4 persen MoM). Data ini mendorong penguatan indeks dolar AS hingga 109,33 pagi ini, lebih tinggi dibanding penutupan Jumat lalu di bawah 109.
Meskipun demikian, risiko pelemahan rupiah tetap ada. Ariston menuturkan, pidato Presiden AS terpilih Donald Trump mengenai kebijakan ekonomi dan politik saat pelantikan berpotensi memicu pelemahan. Pidato Trump yang dinilai provokatif terkait tarif, menurutnya, bisa berdampak negatif pada rupiah ke depannya.
Pelaku pasar juga cenderung melakukan konsolidasi sambil menunggu pidato tersebut. Mereka ingin melihat arah kebijakan ekonomi dan politik AS selanjutnya sebelum mengambil langkah lebih lanjut dalam transaksi.
Prediksi Ariston untuk pergerakan rupiah hari ini cukup spesifik. Ia memperkirakan potensi penguatan hingga Rp16.300 per dolar AS, sementara potensi pelemahan berada di kisaran Rp16.400 per dolar AS.
Kesimpulannya, meski rupiah dibuka menguat, pelaku pasar perlu mewaspadai potensi pelemahan. Pidato Trump dan perkembangan ekonomi AS akan menjadi faktor penentu arah pergerakan nilai tukar rupiah dalam beberapa hari mendatang. Situasi pasar yang dinamis ini memerlukan pemantauan berkelanjutan.