Sabang di Jalur Tersibuk Dunia: Mengapa Investasi Sabang Menarik Perusahaan Internasional?
BPKS mengungkapkan sejumlah perusahaan internasional tertarik Investasi Sabang, memanfaatkan posisi strategisnya di jalur pelayaran tersibuk dunia dan potensi perikanan serta pariwisata yang melimpah.

Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS) baru-baru ini mengumumkan bahwa sejumlah perusahaan internasional menunjukkan minat serius untuk berinvestasi di Sabang. Ketertarikan ini mencakup sektor kepelabuhanan, perikanan, dan pariwisata. Potensi besar ini didorong oleh posisi geografis Sabang yang sangat strategis.
Kepala BPKS, Iskandar Zulkarnaen, menjelaskan bahwa Sabang berada tepat di jalur pelayaran internasional Selat Malaka. Jalur ini dikenal sebagai salah satu yang tersibuk di dunia. Kondisi ini menjadikan Sabang sebagai hub logistik dan pusat transhipment yang sangat potensial.
Pertemuan dengan para investor telah mengonfirmasi minat tersebut. Perusahaan-perusahaan ini melihat peluang besar untuk mengembangkan berbagai sektor. Sabang diproyeksikan dapat menjadi pusat perdagangan bebas regional yang sejajar dengan Batam atau Belawan.
Sabang: Gerbang Logistik dan Potensi Ekonomi Maritim
Posisi strategis Sabang di jalur pelayaran internasional Selat Malaka menjadikannya sangat potensial sebagai pusat logistik dan transhipment. Kawasan ini dapat menghubungkan distribusi barang antara Asia Tenggara dan Asia Selatan. Keunggulan geografis ini menjadi daya tarik utama bagi investor yang mencari efisiensi dalam rantai pasok global.
Selain logistik, Sabang juga memiliki potensi besar dalam sektor perikanan. Komoditas seperti Tuna dan Cakalang melimpah di perairan sekitarnya. Hal ini membuka peluang untuk pengembangan infrastruktur perikanan. Pembangunan dermaga, gudang penyimpanan, fasilitas cold storage, serta kawasan industri ringan menjadi sangat relevan.
Beberapa sektor lain yang memiliki prospek tinggi di Sabang meliputi bunkering, logistic transit, dan ship to ship transfer. Potensi ini melengkapi sektor perikanan dan pariwisata bahari yang eksotis. Jika dikelola secara terpadu dan profesional, Sabang dapat berkembang pesat sebagai pusat ekonomi maritim.
Minat Investor Global dan Prospek Pengembangan
Dalam pertemuan yang membahas potensi bisnis di Sabang, beberapa perusahaan internasional telah menyatakan minatnya. Perusahaan-perusahaan tersebut antara lain PT Astama Karya Adiluhung yang diwakili oleh Kim Hyunchul dari Korea Selatan, Rizq Engineering & Services PTE LTD yang diwakili Azuan dari Singapura, serta PT Pelayaran Indoprof Setia yang diwakili Ahmad Ismail dan Abdul dari Maladewa.
Kim Hyunchul dari PT Astama Karya Adiluhung secara khusus menyampaikan minat tinggi perusahaannya di bidang perikanan. Fokus utamanya adalah komoditas ikan tuna dan sejenisnya. Kim, yang telah berkecimpung lebih dari 20 tahun di Muara Baru, Jakarta, melihat potensi besar di Selat Malaka.
Untuk memastikan kelayakan investasi, Kim menyatakan bahwa perusahaannya akan melakukan uji coba terlebih dahulu. Hal ini penting mengingat armada kapal yang mereka miliki tergolong besar, yakni di atas 35 GT. Oleh karena itu, survei teknis yang memadai sangat diperlukan sebelum investasi besar dilakukan.