Saham dan Obligasi Domestik: Angin Segar bagi Investor di 2025?
Co-founder Tumbuh Makna, Benny Sufami, menilai saham dan obligasi domestik menawarkan peluang investasi menarik di tahun 2025, didukung penurunan BI Rate dan potensi pemulihan ekonomi.

Saham dan obligasi domestik: Peluang investasi menjanjikan di tengah perbaikan ekonomi
Awal tahun 2025 membawa angin segar bagi pasar investasi Indonesia. Benny Sufami, Co-founder Tumbuh Makna (TMB), melihat peluang emas pada aset saham dan obligasi jangka menengah hingga panjang. Pernyataan ini disampaikan Benny di Jakarta, Jumat (24/1), di tengah indikasi perbaikan ekonomi domestik dan meredanya konflik geopolitik.
Momentum investasi di tengah fluktuasi IHSG
Penurunan IHSG di bawah 7.000 sebelumnya sempat membuat investor bersikap wait and see. Namun, Benny menyarankan peningkatan bertahap exposure ke aset saham dan obligasi. Ia melihat fluktuasi IHSG saat ini sebagai momentum untuk masuk pasar.
Dampak positif penurunan BI Rate terhadap sektor riil
Penurunan suku bunga acuan (BI Rate) menjadi 5,75 persen turut mendorong optimisme. Inflasi yang rendah diproyeksikan akan memberikan dampak positif terhadap sektor otomotif dan properti. Benny menambahkan, "Kebijakan ini membantu industri pembiayaan untuk kembali mendorong penjualan properti dan kendaraan bermotor. Sektor perbankan juga diuntungkan karena biaya pendanaan mereka menjadi lebih murah."
Prospek penurunan suku bunga dan peningkatan daya beli
Potensi penurunan BI Rate lebih lanjut di semester II 2025 juga diprediksi Benny. Hal ini diyakini akan meningkatkan daya beli dan konsumsi masyarakat, serta berpotensi meningkatkan penyaluran kredit. Kondisi ini semakin memperkuat prospek positif investasi di sektor riil.
Peluang investasi di sektor perbankan, otomotif, dan properti
Penurunan valuasi aset saham dalam tiga bulan terakhir membuka peluang strategis bagi investor domestik. Sektor perbankan, otomotif, dan properti dinilai memiliki potensi pemulihan yang signifikan dan dapat memberikan keuntungan jangka panjang. Investasi di sektor-sektor ini menawarkan kesempatan untuk memperkuat portofolio investasi.
Pentingnya prinsip 2L dalam berinvestasi
Benny menekankan pentingnya prinsip "2L", yaitu logis dan legal, dalam berinvestasi. Keputusan investasi harus berdasarkan analisis rasional dan data valid (logis), serta selalu mematuhi regulasi yang berlaku (legal). Dengan menerapkan prinsip ini, investor dapat membangun portofolio yang kokoh, berkelanjutan, dan tahan terhadap berbagai risiko.
Kesimpulan: Memanfaatkan momentum investasi di pasar domestik
Secara keseluruhan, Benny Sufami melihat adanya momentum positif bagi investor di pasar saham dan obligasi domestik. Namun, kehati-hatian dan analisis yang mendalam tetap penting untuk memastikan setiap keputusan investasi selaras dengan tujuan keuangan jangka panjang investor. Dengan menerapkan prinsip 2L, investor dapat memaksimalkan peluang yang ada dan membangun portofolio yang kuat dan berkelanjutan.