Satpam UM Surabaya Raih Cumlaude, Bukti Kerja Keras Tak Pernah Sia-sia
Ragita Dwi Nur Rahmadiani, seorang satpam di UM Surabaya, berhasil lulus cumlaude dengan IPK 3.8, membuktikan bahwa keterbatasan ekonomi bukan penghalang meraih mimpi.

Surabaya, 18 Februari 2024 - Ragita Dwi Nur Rahmadiani, seorang satpam di Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya, Jawa Timur, berhasil mencetak prestasi membanggakan. Ia baru saja diwisuda dengan predikat cumlaude dan IPK 3.8 dari jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UM Surabaya. Kisah suksesnya ini menjadi inspirasi bagi banyak orang.
Dari Tata Boga ke Cumlaude
Ragita, yang memiliki latar belakang pendidikan SMK jurusan tata boga, awalnya bermimpi melanjutkan kuliah. Namun, kendala biaya membuatnya harus bekerja terlebih dahulu. Ia kemudian diterima sebagai satpam di UM Surabaya. Setelah dua tahun bekerja sebagai karyawan tetap, Ragita memberanikan diri untuk kuliah di kelas malam, menyiasati waktu kerjanya di pagi hari. Dedikasi dan kerja kerasnya sungguh luar biasa.
Ayah Ragita, Mulyono, bekerja sebagai sopir truk, sementara ibunya, Yuni Eka Winarti, berjualan nasi dan kue keliling. Kondisi ekonomi keluarga yang sederhana semakin mengukuhkan tekad Ragita untuk meraih cita-citanya. Ia harus pandai membagi waktu antara bekerja dan kuliah.
Mengatasi Tantangan Kuliah dan Bekerja
Menjadi mahasiswa sambil bekerja sebagai satpam bukanlah hal mudah. Ragita harus pintar mengatur waktu. "Meskipun kuliah dan bekerja sekaligus, saya berusaha menyempatkan diri untuk belajar setelah pukul 3 sore. Kebetulan kuliah dimulai pukul 18.00, jadi saya punya waktu untuk belajar, terutama saat UTS dan UAS," ujar Ragita.
Tekad dan disiplin Ragita membuahkan hasil. Ia berhasil meraih IPK cumlaude dengan nilai 3.8, sebuah pencapaian yang membanggakan. Prestasi ini membuktikan bahwa keterbatasan finansial bukanlah penghalang untuk meraih kesuksesan akademik. Ragita bahkan berencana untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Inspirasi dari Ragita
Kisah Ragita menginspirasi banyak orang. "Bagi saya, keterbatasan finansial bukanlah alasan untuk menghentikan impian kita. Justru, Allah ingin melihat sejauh mana kita bisa bertahan dan berjuang untuk meraih cita-cita," kata Ragita. Pernyataan ini menjadi bukti nyata bahwa semangat dan kerja keras dapat mengatasi segala rintangan.
UM Surabaya: Prestasi Akademik dan Internasionalisasi
Wisuda ke-52 UM Surabaya yang diikuti oleh 666 wisudawan dan wisudawati juga menandai tonggak penting bagi kampus ini. Rektor UM Surabaya, Dr. Mundakir, menyatakan komitmennya untuk melanjutkan program-program unggulan dan berinovasi untuk memperkuat UM Surabaya. UM Surabaya kini telah meraih akreditasi "Unggul" dari Badan Akreditasi Nasional (BAN) dan tengah mempersiapkan pengakuan internasional, termasuk kerja sama dengan perguruan tinggi di Taiwan untuk program master.
Kesuksesan Ragita menjadi bukti nyata komitmen UM Surabaya dalam mencetak lulusan berkualitas. Kampus ini tidak hanya fokus pada prestasi akademik, tetapi juga mendukung mahasiswa dari berbagai latar belakang untuk mencapai potensi terbaiknya. Program kerja sama internasional juga menunjukkan komitmen UM Surabaya dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan memberikan kesempatan yang lebih luas bagi mahasiswanya.