Satpol PP Mataram Petakan Kawasan Rawan Perang Kembang Api di Bulan Ramadhan
Satpol PP Kota Mataram memetakan kawasan rawan perang kembang api di dua titik, Majeluk dan Jembatan Dasan Agung, untuk mencegah insiden kebakaran dan kecelakaan selama Ramadhan 2025.

Mataram, 5 Maret 2025 - Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), gencar melakukan pemetaan titik rawan perang kembang api selama bulan Ramadhan 1446 Hijriah atau 2025 Masehi. Langkah ini diambil untuk memastikan keamanan dan ketertiban selama bulan puasa, khususnya terkait aktivitas anak-anak yang seringkali terlibat dalam kegiatan berbahaya tersebut. Pemetaan ini juga bertujuan untuk mencegah kejadian serupa insiden kebakaran rumah di Majeluk beberapa tahun lalu yang disebabkan oleh perang kembang api.
Kepala Satpol PP Kota Mataram, Irwan Rahadi, menjelaskan bahwa berdasarkan evaluasi, dua lokasi menjadi fokus utama pengawasan: kawasan Majeluk dan Jembatan Dasan Agung. Kawasan Udayana, yang sebelumnya juga menjadi titik rawan, kini dilaporkan sudah mulai kondusif. "Hasil evaluasi kami, lokasi titik rawan kembang api masih pada dua titik yakni di kawasan Majeluk dan Jembatan Dasan Agung Mataram. Sedangkan di kawasan Udayana sudah mulai reda," ungkap Irwan Rahadi dalam keterangannya di Mataram, Rabu.
Bahaya perang kembang api, khususnya di dua titik tersebut, tidak bisa dianggap remeh. Di Majeluk, perang kembang api pernah menyebabkan kebakaran rumah warga. Sementara di Jembatan Dasan Agung, anak-anak dari kedua sisi Kali Jangkuk sering melakukan perang kembang api secara horisontal, bukan vertikal. "Hal itu tentu sangat berbahaya baik bagi keselamatan mereka, maupun orang lain," tegas Irwan Rahadi.
Pengawasan Ketat di Titik Rawan
Untuk mengantisipasi potensi bahaya, Satpol PP Kota Mataram telah mendirikan pos pengamanan di titik-titik rawan. Selain itu, patroli rutin juga ditingkatkan dan melibatkan unsur kelurahan, lingkungan, serta Linmas setempat. Kerja sama ini diharapkan dapat memperkuat pengawasan dan memungkinkan pencegahan dini jika ditemukan kelompok anak-anak yang hendak menyalakan kembang api.
Irwan Rahadi menambahkan bahwa hingga hari kelima Ramadhan, situasi di Kota Mataram masih terbilang kondusif. Meskipun ada beberapa anak-anak yang menyalakan kembang api, aktivitas tersebut masih dalam taraf wajar dan bukan dalam bentuk perang-perangan. "Alhamdulillah, hasil evaluasi pengawasan hingga hari ke-5 Ramadhan kondisi Kota Mataram masih landai dan normal," ujarnya. Pihaknya menduga aktivitas tersebut akan berkurang setelah anak-anak kembali bersekolah.
"Kalaupun ada yang menyalakan kembang api, aktivitas mereka masih dianggap wajar dan rata-rata masih kalangan anak-anak sekolah yang memang hanya untuk bermain bukan perang-perangan. Ini terjadi karena anak-anak masih libur sekolah, setelah masuk mungkin aktivitas malam anak-anak akan berkurang," tambah Irwan Rahadi.
Antisipasi dan Pencegahan
Langkah-langkah antisipasi dan pencegahan yang dilakukan Satpol PP Kota Mataram tidak hanya terbatas pada pengawasan di lapangan. Sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat, khususnya orang tua dan anak-anak, juga menjadi bagian penting dari strategi ini. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya perang kembang api dan mendorong perilaku yang lebih aman dan bertanggung jawab.
Selain itu, Satpol PP juga berkoordinasi dengan instansi terkait, seperti Dinas Pendidikan dan Kepolisian, untuk mendukung upaya pencegahan ini. Kerjasama antar instansi diharapkan dapat menciptakan sinergi yang efektif dalam menjaga keamanan dan ketertiban selama bulan Ramadhan.
Dengan strategi pengawasan yang komprehensif dan melibatkan berbagai pihak, diharapkan Kota Mataram dapat terbebas dari insiden yang merugikan akibat perang kembang api selama bulan Ramadhan 2025.
Meskipun situasi saat ini masih terkontrol, kewaspadaan tetap harus dijaga. Satpol PP Kota Mataram akan terus memantau dan melakukan tindakan preventif untuk memastikan keamanan dan kenyamanan masyarakat selama bulan Ramadhan.