Sekda Jabar Minta PT JES Kebut Proyek TPPAS Legok Nangka: Target Operasional 2028
Sekretaris Daerah Jawa Barat meminta PT Jabar Environmental Solutions (JES) mempercepat pembangunan Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Regional Legok Nangka untuk mengatasi masalah TPA Sarimukti yang segera penuh.

Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Barat, Herman Suryatman, mendesak PT Jabar Environmental Solutions (JES) untuk mempercepat pembangunan Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Regional Legok Nangka. Permintaan ini disampaikan langsung oleh Sekda Herman di Rumah Dinas Sekda Jabar, Bandung, pada Kamis, 27 Februari 2024. Hal ini dikarenakan TPA Sarimukti, tempat pembuangan sampah sementara, diperkirakan hanya mampu beroperasi hingga 2,5 tahun ke depan, atau hingga akhir tahun 2027.
"Jadi terkait rapat dengan JES, kita akselerasi pengerjaannya, karena usia pakai TPA Sarimukti sekitar 2,5 tahun, berarti dari Juli 2025, pada akhir 2027 Legok Nangka harus selesai. Tetapi kita tetap kasih cadangan enam bulan," jelas Herman. Demi mencapai target tersebut, berbagai upaya percepatan dilakukan, termasuk percepatan financial close dan pendekatan durasi konstruksi.
Akselerasi proyek ini menjadi sangat penting mengingat kapasitas TPA Sarimukti yang semakin menipis. Pembangunan TPPAS Legok Nangka diharapkan dapat menjadi solusi jangka panjang pengelolaan sampah di Jawa Barat. Oleh karena itu, percepatan pembangunan menjadi prioritas utama pemerintah daerah.
Percepatan Financial Close dan Durasi Konstruksi
Untuk mempercepat proyek, Sekda Herman meminta agar financial close yang awalnya ditargetkan selesai pada Maret 2026, dimajukan menjadi Desember 2025. Dengan demikian, konstruksi dapat dimulai pada Januari 2026. Selain itu, durasi konstruksi yang awalnya direncanakan selama 41 bulan, diminta untuk dipersingkat menjadi 24 hingga 30 bulan.
"Tadi bersama CEO-nya JES, kami meminta agar financial close direschedule. Kalau financial close jadi Desember 2025, maka konstruksi akan dimulai Januari 2026. Komitmen awalnya konstruksi berlangsung 41 bulan, terlalu lama. Kami meminta untuk konstruksi bisa diakselerasi di 24 bulan atau paling lama 30 bulan," ungkap Herman. Dengan percepatan ini, TPPAS Regional Legok Nangka ditargetkan beroperasi paling lambat Juli 2028.
PT JES sendiri telah menyatakan komitmennya untuk berkolaborasi dengan Pemprov Jabar dalam percepatan pembangunan, termasuk pengadaan lahan dan perjanjian jual beli listrik (PJBL).
Dukungan Kejaksaan Tinggi dan Kementerian ESDM
Proses percepatan pembangunan juga mendapat dukungan dari Kejaksaan Tinggi Jawa Barat yang telah memberikan legal opinion yang positif. Saat ini, proses menunggu naskah akademik dari Universitas Padjadjaran untuk kemudian diajukan ke Kementerian ESDM guna mendapatkan penugasan kepada PLN terkait penyediaan listrik di Legok Nangka.
Sekda Herman telah melakukan koordinasi dengan Sekretaris Jenderal dan Direktur Jenderal Kementerian ESDM untuk memastikan percepatan proses tersebut. "Saya sudah ketemu Sekjen dan Dirjen Kementerian ESDM untuk akselerasi, jadi kami bantu," tambahnya.
Semua upaya percepatan ini ditekankan harus dilakukan sesuai norma dan integritas, tanpa adanya kepentingan di luar proyek. "Saya minta tidak boleh ada kepentingan apapun kecuali proyek ini bisa akseleratif, karena kalau ada persoalan integritas nanti akan menghambat. Makanya saya komitmen ke JES-nya juga, kalau integritasnya bagus saya kira kan semua akan mendukung," tegas Herman.
Dengan berbagai upaya percepatan yang dilakukan, diharapkan TPPAS Regional Legok Nangka dapat segera beroperasi dan menjadi solusi permasalahan sampah di Jawa Barat. Proyek ini diharapkan dapat selesai tepat waktu dan sesuai dengan standar kualitas yang telah ditetapkan.