Semangat Kemerdekaan: GMNI Probolinggo Gelar Upacara dan Orasi Kebangsaan Peringati HUT ke-80 RI
GMNI Probolinggo peringati HUT ke-80 RI dengan upacara dan orasi kebangsaan, menyoroti isu nasional seperti kemiskinan dan keadilan. Simak aspirasi lengkap mereka!

Kader Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Probolinggo, Jawa Timur, baru-baru ini menggelar upacara bendera dan orasi kebangsaan. Kegiatan ini dilaksanakan dengan penuh khidmat di Bundaran Glaser, kota setempat, pada Minggu, 17 Agustus.
Acara tersebut diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia. Upacara diawali dengan pengibaran bendera Merah Putih diiringi lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Orasi kebangsaan yang disampaikan menyoroti berbagai persoalan krusial di tingkat nasional. Mulai dari isu kemiskinan, kualitas pendidikan, hingga praktik hukum yang dinilai kerap dijadikan alat politik.
Sorotan GMNI Probolinggo terhadap Persoalan Bangsa
Koordinator Lapangan GMNI, Bima Ahmad Setiawan, menegaskan bahwa momentum kemerdekaan bukan sekadar perayaan. Menurutnya, ini adalah pengingat untuk terus memperjuangkan keadilan serta kesejahteraan rakyat Indonesia. Pihaknya berkomitmen untuk aktif bergerak dalam meraih tujuan mulia tersebut.
Bima menambahkan bahwa refleksi kemerdekaan Indonesia seharusnya tidak berhenti pada kegiatan seremonial belaka. Ia menekankan pentingnya implementasi nyata dari hak-hak masyarakat. Hal ini mencakup persoalan keadilan, peningkatan kesejahteraan rakyat, dan penegakan hukum yang berintegritas.
Dalam kesempatan ini, GMNI Probolinggo secara resmi menyampaikan empat poin aspirasi penting kepada pemerintah. Aspirasi ini dirumuskan dengan harapan agar Indonesia dapat mencapai kondisi yang lebih baik. Poin-poin tersebut mencakup berbagai sektor krusial bagi kemajuan bangsa.
Empat Pilar Aspirasi GMNI untuk Indonesia Maju
Aspirasi pertama yang diusung GMNI adalah pembangunan yang berkeadilan. Mereka meminta pemerintah untuk tidak hanya berfokus pada pembangunan fisik semata. Penting juga untuk memperhatikan aspek ekonomi rakyat kecil agar pemerataan kesejahteraan tercapai. Ini menjadi fondasi penting bagi kemajuan yang inklusif.
Poin kedua menyoroti isu pelestarian lingkungan. GMNI Probolinggo mendesak adanya kebijakan serius dari pemerintah. Kebijakan ini diperlukan untuk menjaga kelestarian alam di Indonesia secara berkelanjutan. Lingkungan yang terjaga akan mendukung kehidupan yang lebih baik.
Selanjutnya, GMNI menggarisbawahi pentingnya peningkatan pelayanan kepolisian. Aparat kepolisian diharapkan dapat meningkatkan pengamanan serta pelayanan kepada masyarakat. Hal ini demi menciptakan rasa aman dan nyaman bagi seluruh warga. Pelayanan prima adalah kunci kepercayaan publik.
Aspirasi terakhir adalah relokasi PKL yang manusiawi. Proses pemindahan pedagang kaki lima dari Alun-alun ke GOR Ahmad Yani Kota Probolinggo harus mempertimbangkan hak-hak mereka. Tujuannya agar relokasi tidak merugikan para pedagang. Kesejahteraan PKL harus menjadi prioritas utama.
Melalui kegiatan ini, GMNI Probolinggo berharap semangat nasionalisme dan persatuan dapat terus terpupuk. Semangat tersebut diharapkan mampu menginspirasi perjuangan generasi muda. Tujuannya adalah untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik dan berkeadilan di masa depan.