Sembahyang Sin Cia Imlek 2024 di Tulungagung: Tradisi Berubah, Makna Tetap Lestari
Perayaan Imlek 2024 di Tulungagung diwarnai pergeseran tradisi Sembahyang Sin Cia dari ritual bersama menjadi perorangan, namun tetap menjunjung makna penghormatan leluhur dan harapan baik di tahun baru.

Umat Tri Dharma di Tulungagung, Jawa Timur, merayakan Tahun Baru Imlek 2024 dengan melaksanakan Sembahyang Sin Cia di Kelenteng Tjoe Tik Kiong pada Selasa, 28 Januari. Ritual ini, yang biasanya dilakukan secara bersama-sama, kini lebih banyak dilakukan secara perorangan. Perubahan ini menarik perhatian dan menjadi fokus liputan kita kali ini.
Sembahyang Sin Cia merupakan tradisi penting bagi umat Tri Dharma untuk menyambut Imlek. Ritual ini bertujuan untuk menghormati leluhur, memohon berkah kepada para dewa, dan memanjatkan doa untuk kebaikan di tahun mendatang. Tradisi ini sudah berlangsung turun-temurun dan menjadi bagian integral dari perayaan Imlek.
Menurut Singgih Santoso, Ketua Harian Kelenteng Tjoe Tik Kiong, sembahyang Sin Cia tahun ini dilaksanakan mulai pukul 16.00 WIB hingga tengah malam. Ia menjelaskan bahwa sembahyang akhir tahun ini memiliki arti penting dalam menghormati leluhur dan menutup tahun yang telah berlalu. Tradisi ini tidak hanya dilakukan di kelenteng, tetapi juga dapat dilakukan di rumah masing-masing.
Namun, ada perubahan signifikan dalam pelaksanaan Sembahyang Sin Cia tahun ini. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, dan di beberapa tempat lain, di mana sembahyang Imlek dilakukan secara bersama-sama, kali ini banyak yang memilih untuk melaksanakannya secara individu.
Singgih mengakui tren ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah penurunan jumlah penganut Tri Dharma, terutama di kalangan usia muda. Mayoritas warga Tionghoa yang aktif berpartisipasi dalam kegiatan keagamaan di Kelenteng Tjoe Tik Kiong berusia 50 tahun ke atas. Meskipun demikian, beliau menegaskan bahwa sembahyang Imlek tidak diwajibkan dilakukan secara bersamaan dan dapat dilakukan secara pribadi.
Lebih lanjut, Singgih menjelaskan bahwa mayoritas pengurus kelenteng juga telah lanjut usia. Oleh karena itu, pengurus kelenteng memaklumi kondisi tersebut dan tidak mewajibkan sembahyang akhir tahun di kelenteng. Mereka menekankan bahwa esensi dari sembahyang adalah doa untuk leluhur, dewa-dewi, serta harapan untuk kebaikan di tahun depan, dan hal ini dapat dilakukan secara pribadi.
Tahun Baru Imlek 2024 yang bertepatan dengan tahun shio Ular Kayu, diharapkan membawa keberkahan bagi seluruh rakyat Indonesia. Singgih dan pengurus kelenteng berharap tahun ini membawa kebaikan bagi semua. Mereka tetap menjunjung tinggi nilai-nilai tradisi sembari beradaptasi dengan kondisi terkini.